Suara.com - Korban meninggal Tragedi Kanjuruhan kembali bertambah. Hari ini, Selasa (18/10/2022), Andi Setiawan mengembuskan napas terakhir usai bertahan selama 16 hari di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang dalam masa kritis.
Warga Mergosono Gang 3C, Kedungkandang, kota Malang ini sempat mengalami penurunan kondisi pada Selasa ini hingga akhirnya dinyatakan meninggal jam 13.20 WIB.
"Dia kami rawat sejak awal kejadian. Tadi ada penurunan kesadaran dan kondisi. Kami sudah coba perbaiki, tapi terakhir jam 13.20 WIB kami nyatakan meninggal," ujar Plt Direktur Utama (Dirut) RSSA Malang dr Kohar Hari Santoso seperti dikutip Times Indonesia-jaringan Suara.com pada Selasa (18/10/2022).
Dokter Anestesi ICU RSSA Malang, dr Eko Noviyanto mengemukakan, sebelum meninggal korban mengalami masa kritis sejak 2 Oktober 2022 pukul 03.00 WIB. Almarhum Andi mengalami cedera di beberapa organ tubuhnya dengan indikasi multi trauma.
Baca Juga: Tak Datang ke Polda Jatim, Penyidik Jadwalkan Ulang Pemeriksaan Ketum PSSI Soal Tragedi Kanjuruhan
"Jadi memar di paru, kemudian ada patah tulang di tulang iga dan tulang paha sebelah kanan," ungkap Eko.
Bahkan kondisinya sejak awal masuk di ICU RSSA Malang terus tidak stabil.
"Kita sejak awal beri alat bantu nafas ventilator dan itu memang untuk menjamin suplai oksigen pada pasien tersebut, karena cedera parunya," bebernya.
Pun saat ditanya soal kemungkinan tindakan operasi, Eko mengatakan, tidak bisa melakukannya karena kondisi korban yang tidak stabil.
"Tapi untuk penanganan traumanya kita lakukan tindakan seperti parath tulang di paha agar tidak semakin parah," katanya.
Baca Juga: Tegaskan Komitmen Sokong Sepak Bola Indonesia, Presiden FIFA: Kami Hadir untuk Tinggal di Sini
Sekira pukul 15.10 WIB, jenazah korban Tragedi Kanjuruhan sudah berada di rumah duka. Kini jenazah sedang dalam proses dimandikan dan dibantu oleh beberapa warga sekitar.
Terkait Tragedi Kanjuruhan, PSSI akhirnya menyampaikan permohonan maaf melalui Mochamad Iriawan alias Iwan Bule selaku Ketua Umum PSSI atas Tragedi Kanjuruhan yang telah menelan ratusan korban jiwa.
Federasi sepak bola Indonesia itu akhirnya meminta maaf setelah sebelumnya mereka menyalahkan pihak-pihak lain yang ikut terlibat dalam pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya (1/10/2022).
Menurut Ketua Umum PSSI, pihaknya akan bertanggung jawab sepenuhnya atas Tragedi Kanjuruhan yang telah menyisakan luka mendalam sepak bola tanah air.
"Pertama-tama, saya atas nama federasi sekali lagi mohon maaf atas tragedi yang terjadi. PSSI bertanggung jawab seluruhnya," ucap Iwan Bule, dalam konferensi pers di Hotel Fairmont, Jakarta.