Australia Tidak Lagi Akui Yerusalem Barat sebagai Ibu Kota Israel

Diana Mariska Suara.Com
Selasa, 18 Oktober 2022 | 11:26 WIB
Australia Tidak Lagi Akui Yerusalem Barat sebagai Ibu Kota Israel
Umat Muslim Palestina berdemonstrasi di depan Masjid Al Aqsa di Yerusalem pada Jumat 15 Desember kemarin. [AFP/Ahmad Gharabli]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Australia mengumumkan akan membatalkan keputusan untuk mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel.

Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, mengumumkan reversal atau pembatalan itu melalui sebuah pernyataan di laman resmi kementeriannya pada Selasa (18/10).

“Hari ini pemerintah telah menegaskan kembali posisi Australia yang sebelumnya dan telah lama dipegang bahwa Yerusalem adalah masalah status akhir yang harus diselesaikan sebagai bagian dari negosiasi damai antara Israel dan rakyat Palestina,” ujar Menteri Wong.

Australia sebelumnya mulai mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel di masa pemerintahan mantan Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, pada tahun 2018.

Menlu Wong juga memastikan bahwa Kedutaan Besar Australia di Israel akan tetap berada di Tel Aviv.

“Australia berkomitmen untuk [mewujudkan] solusi dua negara di mana Israel dan negara Palestina di masa depan hidup berdampingan, dalam kedamaian dan keamanan, di dalam perbatasan yang diakui secara internasional,” lanjut pernyataan Wong. “Kami tidak akan mendukung kebijakan yang akan merusak prospek ini.”

Meski demikian, pemerintah Australia menegaskan bahwa negara itu akan tetap menjadi “teman setia Israel” dan menyebut akan melanjutkan dukungan bagi Israel dan komunitas Yahudi di Australia.

Menteri Wong menutup pernyataannya dengan mengatakan bahwa kebijakan masa lampau mantan PM Morrison terkait isu ini telah menyebabkan adanya gejolak di dalam negeri, terutama di antara komunitas-komunitas lokal yang menaruh fokus pada perkembangan konflik Israel-Palestina.

“Saya menyesal bahwa keputusan PM Morrison untuk play politics [mencoba meraih keuntungan melalui kebijakan politik] mengakibatkan pergeseran posisi Australia serta [timbulnya] penderitaan yang disebabkan oleh perubahan ini bagi banyak orang di komunitas Australia yang sangat peduli dengan masalah ini.”

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI