Suara.com - Sedikitnya tiga ledakan terdengar di ibu kota Ukraina, Kyiv, setelah sirene serangan udara berbunyi.
Walikota Vitalii Klitschko mengatakan kawasan permukiman di daerah pusat Shevchenkivskiy telah rusak.
Andriy Yermak, kepala kantor kepresidenan Voldymyr Zelensky, mengatakan serangan itu berasal dari apa yang disebut drone kamikaze.
Insiden ini terjadi seminggu setelah ibu kota dihantam oleh beberapa rudal Rusia pada jam sibuk, dalam serangan yang juga menghantam sejumlah wilayah Ukraina hingga menewaskan 19 orang.
Baca Juga: Drone Kamikaze Rusia Gempur Ibu Kota Ukraina, Satu Orang Dikonfirmasi Tewas
Baca juga:
- Perang Ukraina: Siapa dan apa yang menyebabkan ledakan di jembatan Krimea?
- Putin tetapkan empat wilayah Ukraina sebagai milik Rusia, Indonesia: 'Setiap negara harus hormati kedaulatan negara lain'
- Presiden Vladimir Putin 70 tahun: Tujuh peristiwa penting yang mempengaruhi pandangannya dan berkuasa sampai hari ini
Ledakan pada Senin (17/10) terjadi sekitar pukul 07:00 waktu setempat (04:00 GMT), kata wartawan BBC Paul Adams, yang berada di kota itu.
Dalam tulisan di situs media sosial Telegram, Klitschko mengungkap dia berada di Distrik Shevchenkivskiy, yang dilanda beberapa serangan pekan lalu.
Dia mengatakan tim penyelamat berada di lokasi, dan mengatakan kepada penduduk untuk tinggal di tempat perlindungan serangan udara.
Yermak menulis di Telegram bahwa serangan itu berasal dari drone kamikaze dan Ukraina memerlukan lebih banyak sistem pertahanan udara "sesegera mungkin".
Baca Juga: Terus Dukung Upaya Perang, Prancis Janji Latih 2.000 Tentara Ukraina
Drone, yang dilaporkan dipasok ke Rusia oleh Iran, dapat mengudara selama berjam-jam sebelum menghantam target dan meledak. Ukraina mengatakan Rusia telah menggunakan drone semacam itu sebelumnya.
Iran membantah memasok mereka ke Rusia, dan Rusia belum berkomentar.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan serangan pekan lalu adalah pembalasan atas pengeboman jembatan utama yang menghubungkan Rusia dengan Krimea yang diduduki. Dia menuduh insiden itu dilakukan oleh Ukraina.
Ini adalah pertama kalinya pusat Kyiv menjadi sasaran langsung selama invasi Rusia ke Ukraina.
Awal pekan ini, Putin mengatakan tidak perlu lagi melakukan serangan skala besar di Ukraina.
Sebagian besar target yang ditentukan telah kena, katanya. Dia menambahkan bahwa bukan tujuannya untuk menghancurkan Ukraina.