Jaksa melanjutkan bahwa pada pukul 17.07 WIB Putri Candrawathi dan rombongan termasuk Brigadir J tiba di Duren Tiga. Tiga menit setelahnya, yakni di pukul 17.10 WIB, Ferdy Sambo juga tiba disana.
Kala itu, Ferdy Sambo disebut jaksa sudah mengantongi senjata api milik Brigadir J. Namun, senjata itu sempat terjatuh dan dilihat oleh ajudannya yang bernama Adzan Romer. Ia hendak mengambil, namun dicegah.
Ferdy Sambo yang sudah berada di dalam rumah memanggil Brigadir J. Saat itu, Ferdy Sambo sudah bersama Richard dan memerintahkan agar Richard mengangkat senjatanya.
Tak lama, Brigadir J menghadap Ferdy Sambo yang disebut sudah bersama Kuat Ma'ruf, Ricky, dan Richard. Sementara, Putri berada di kamar yang jaraknya sekitar tiga meter dari posisi Yosua.
Brigadir J diperintahkan jongkok oleh Ferdy Sambo sambil mengangkat kedua tangannya menghadap ke depan sejajar. Yosua dengan dada yang sempat mundur sedikit kemudian berkata "Ada apa ini?".
Namun pertanyaan Brigadir J, kata jaksa, tidak dihiraukan. Ferdy Sambo justru langsung memerintahkan Richard untuk menembak Yosua. Sambo mengatakan "Woy tembak cepat!" dengan nada keras.
Setelahnya, Richard langsung menembak Brigadir J sebanyak tiga atau 4 kali hingga terjatuh dan terkapar. Lebih lanjut, kata jaksa, meski sudah bersimbah darah, Yosua masih bergerak kesakitan.
Namun, karena emosi yang meluap, kepala bagian belakang sisi kiri Yosua ditembak satu kali oleh Ferdy Sambo yang saat itu menggunakan sarung tangan hitam. Inilah yang membuat Brigadir J, kata jaksa, dinyatakan meninggal dunia.
"Terdakwa Ferdy Sambo menghampiri korban yang tergeletak di dekat tangga depan kamar mandi dalam keadaan tertelungkup masih bergerak-gerak kesakitan, lalu untuk memastikan benar-benar tidak bernyawa lagi, terdakwa Ferdy Sambo yang sudah memakai sarung tangan hitam menggenggam senjata api dan menembak sebanyak satu kali mengenai tepat di kepala bagian belakang sisi kiri korban Brigadir J hingga korban meninggal dunia," ungkap jaksa.
Usai peristiwa penembakan selesai hingga membuat Brigadir J meninggal dunia, Ferdy Sambo kemudian berusaha menghilangkan jejak. Ia juga membuat skenario ada baku tembak antara Richard dengan Yosua.