Pakar Mikro Ekspresi Analisis Presiden Jokowi Saat Bertemu Pejabat Polri: Marah dan Sakit

Senin, 17 Oktober 2022 | 11:54 WIB
Pakar Mikro Ekspresi Analisis Presiden Jokowi Saat Bertemu Pejabat Polri: Marah dan Sakit
Presiden Jokowi bersama Menko Polhukam Mahfud MD dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/tom)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pakar Mikro Ekspresi, Kirdi Putra, menilai Presiden Joko Widodo menunjukan ekspresi marah dan sakit pada saat pertemuan bersama jajaran Kepolisan Negara Republik Indonesia (Polri).

Hal tersebut diungkapkan oleh Kirdi saat menjadi narasumber dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam yang tayang di kanal YouTube tvOneNews pada Minggu (16/10/22).

"Kalau saya lihat dari awal sampai akhir, ini jelas sekali ekspresi yang ditampilkan oleh Pak Presiden itu rata-rata dua ekspresi utama, yaitu marah dan sakit," kata Kirdi seperti dikutip Suara.com pada Senin (17/10/22).

Lebih jelas, Kirdi menjelaskan bahwa Jokowi memiliki rasa kecewa dan tidak sreg dengan beberapa kasus yang menyeret institusi kepolisian. 

Baca Juga: Presiden Jokowi Bertemu Rekan Kuliah di UGM, Publik: Cara Cerdas Hantam Isu Ijazah Palsu

Dalam hal ini, Kirdi juga menyoroti mimik muka dari Jokowi. Seperti saat menyebut nama Ferdy Sambo, menyinggung soal gaya hidup para petinggi Polri, Jokowi menunjukan ekspresi marah.

"Ketika menyebut FS, ketika menyebut mengenai gaya hidup, dan lainnya, itu bibirnya agak terkatup. Itu adalah penanda ketika dia menahan marah sebetulnya," terang Kirdi.

Bukan hanya membaca mimik muka, Kirdi juga menyoroti beberapa pola kalimat, intonasi, dan gerak tangan dari Jokowi saat memberikan arahan kepada para jajaran Polri.

"Juga ketika penegasan beberapa hal, kalau kita lihat polanya Pak Presiden, kalau tangan kanan beliau sudah bergerak dan agak kencang, itu dia sudah yakin dan tegas akan poin tersebut. Artinya dia punya data. Jadi itu dari sisi lingkup detail," lanjut Kirdi.

Intonasi Jokowi saat menjelaskan poin kelima, menurut Kirdi menunjukan adanya ancaman.

Baca Juga: Gibran Terlambat Temani Presiden Jokowi di Pura Mangkunegaran, Alasannya Gak Sesuai Janji

"Poin kelima adalah tentang penegakan hukum, yang poin yang disebutkan adalah tentang judi online. Yang berikutnya kemudian juga dia potong pelan-pelan dengan jeda itu narkoba. Artinya seolah-olah dia ingin menyimbolkan mengirimkan pesan ngasih tahu "Kamu jangan main-main ya dengan dua ini. Habis ini" Karena itu semua kata-katanya kencang kencang terus pelan dengan jeda," pungkasnya.

Telah diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo memanggil sejumlah pejabat tinggi Polri, mulai dari para pejabat utama Mabes Polri, kepala kepolisian daerah (kapolda), hingga kepala kepolisian resor (kapolres), di Istana Negara pada Jumat (14/10/22) kemarin.

Pada pertemuan tersebut, Jokowi memberikan lima arahan kepada jajaran Polri. Pertama, Polri harus memperbaiki apa yang menjadi keluhan masyarakat kepada institusi Polri.

Kedua, Jokowi menyinggung tugas Polri sebagai pengayom masyarakat.

Ketiga, Jokowi meminta jajaran Polri menjaga kesolidan baik di internal Polri maupun dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI). 

Keempat, Presiden meminta adanya kesamaan visi Polri serta ketegasan terkait kebijakan organisasi. 

Kelima, Presiden mengingatkan agar jangan sampai pemerintah maupun Polri dipandang lemah terkait dengan penegakan hukum. Untuk itu, Presiden secara tegas meminta Kapolri agar memberantas judi daring serta jaringan narkoba sehingga bisa mengembalikan kepercayaan publik kepada Polri yang menurun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI