Paparkan Data, Jokowi Ungkap Polri Masih Erat dengan Pungli dan Aksi Kekerasan

Sabtu, 15 Oktober 2022 | 12:20 WIB
Paparkan Data, Jokowi Ungkap Polri Masih Erat dengan Pungli dan Aksi Kekerasan
Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Jumat (7/10/2022). Jokowi Ungkap Polri Masih Erat dengan Pungli dan Aksi Kekerasan. [Biro Pers Sekretariat Presiden]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memaparkan data-data yang menjelaskan jika Polri masih erat dengan tindakan pungutan liar (pungli) dan aksi represifitas atau kekerasan.

Dalam paparannya, Jokowi menyebut keluhan masyarakat terkait pungli yang dilakukan polisi berkisar 29,7 persen. Dia meminta seluruh petinggi Polri dapat mengatur para anggota-anggotanya.

"Jadi keluhan masyarakat terhadap Polri, 29,7 persen itu Ini sebuah persepsi karena pungli. Tolong ini anggota-anggota semuanya diredam untuk ini," ungkap Jokowi dalam siaran YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (15/10/2022).

Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo tiba untuk menyampaikan pengarahan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/10/2022). [ANTARA FOTO/Sigid]Kurniawan/tom].
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo tiba untuk menyampaikan pengarahan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/10/2022). [ANTARA FOTO/Sigid]Kurniawan/tom].

Selain itu, Jokowi juga menyebut Polri masih dikeluhkan masyarakat karena tindakan kekerasannya.

Baca Juga: Minta Polisi Tegas Tegakkan Aturan, Jokowi: Jangan Gamang, Apalagi Cari Aman

"Sewenag-wenang tolong ini juga diredam pada anggota-anggota, pendekatan-pendekatan yang represif, dijauhi," sebut dia.

Lebih lanjut, hal ketiga yang ditekankan Jokowi ialah Polri kerap mencari-cari kesalahan dan yang keempat keluhan tentang gaya hidup mewah para anggota Polri.

"Mencari-cari kesalahan nomor yang ketiga 19,2 persen, dan yang keempat Itu (gaya hidup) mewah yang tadi sudah saya sampaikan," imbuhnya.

Sindir Gaya Parlente Polri

Sebelumnya, Jokowi menyindir melihat gaya hidup polisi yang belakangan ini dinilai tidak memiliki sense of crisis di tengah situasi global yang tidak stabil. Jokowi mengingatkan polisi harus memperhatikan betul perihal gaya hidup parlente.

Baca Juga: Jokowi Singgung Slogan Presisi Polri di Hadapan Kapolri: Njlimet

Keterangan itu disampaikan Jokowi saat memanggil sejumlah pejabat tinggi Polri di Istana Negara pada Jumat (14/10/2022) kemarin.

"Situasi seperti ini harus ngerti sehingga punya sense of crisis yang sama, hati-hati dengan ini hati-hati. Sebab itu saya ingatkan masalah gaya hidup, lifestyle," kata Jokowi yang disiarkan dalam YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (15/10/2022).

Para pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menunggu kedatangan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/10/2022). P[ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa].
Para pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menunggu kedatangan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/10/2022). P[ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa].

Sebab, Jokowi menilai gaya parlente Polri itu justru menimbulkan kecemburuan sosial di masyarakat. Ditambah, situasi ekonomi belakangan ini sedang sulit.

"Jangan sampai dengan situasi yang sulit, ada letupan-letupan sosial karena adanya kecemburuan sosial ekonomi, kecemburuan sosial ekonomi. hati-hati," imbuhnya.

Dia meminta kepada seluruh polisi pemimpin wilayah seperti Kapolda dan Kapolres harus tahu diri terkait gaya hidup yang parlente. Polisi diminta Jokowi untuk tidak berlagak gagak karena punya mobil mewah dan motor mahal.

"Sehingga saya ingatkan yang namanya Polres, Kapolres, yang namanya Kapolda, yang namanya seluruh pejabat utama, perwira tinggi, ngerem total masalah gaya hidup. Jangan gagah-gagahan karena merasa punya mobil bagus, atau motor gede yang bagus, hati-hati, hati-hati, saya Ingatkan hati-hati," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI