Geger 'Anies Antitesa Jokowi', Arief Poyuono Curiga Diam-diam NasDem Nilai Jokowi Presiden Gagal

Jum'at, 14 Oktober 2022 | 10:07 WIB
Geger 'Anies Antitesa Jokowi', Arief Poyuono Curiga Diam-diam NasDem Nilai Jokowi Presiden Gagal
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, meresmikan Taman Makam Tokoh Bangsa (TMTB), di TPU Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Kamis (13/10/2022). Taman ini dibuat demi mengenang jasa para pahlawan. (Suara.com/Fakhri Fuadi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Manuver politik Partai Nasional Demokrat untuk mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024 menuai sederet pro dan kontra.

Yang paling terlihat berkonflik dengan sikap NasDem ini tentu saja adalah PDI Perjuangan. Gesekan semakin terasa terutama setelah Zulfan Lindan dari Partai NasDem sempat menyebut perihal "Anies Baswedan antitesis Jokowi".

Meski sekarang Zulfan sudah dinonaktifkan dari kepengurusan Partai NasDem, namun pernyataannya terus menuai sorotan publik.

Arief Poyuono (Youtube/MataNajwa)
Arief Poyuono (Youtube/MataNajwa)

Salah satunya dari eks Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono. Bahkan ia menilai pernyataan kontrovesial Zulfan menunjukkan adanya evaluasi NasDem atas pemerintahan Jokowi.

Baca Juga: Anies Disebut Akan Menang Pertarungan Jika Tepat Memilih Cawapres, AHY Paling Berpeluang

Dikutip dari WartaEkonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Poyuono menyebut ada penilaian dari NasDem mengenai kinerja pemerintahan Jokowi yang dianggap gagal, bahkan programnya tak perlu dilanjutkan lagi.

"Ini artinya Kangmas Jokowi dinilai oleh NasDem di periode kedua sebagai Presiden yang gagal dan program Jokowi tidak perlu dilanjutkan," ungkap Poyuono kepada JPNN.com, Rabu (13/10/2022).

Poyuono kemudian menyoroti posisi NasDem sebagai salah satu bagian dari koalisi pemerintahan ketika Zulfan menyampaikan pernyataan kontroversial tersebut.

"Anies Baswedan itu dinilai NasDem sebagai antitesis Jokowi dan untuk apalagi NasDem ada di koalisi di pemerintahan," ujar Poyuono melanjutkan.

Pernyataan 'Antitesa Jokowi' yang Gegerkan Dunia Politik

Baca Juga: Dari 23 Janji Kampanye Anies Baswedan, Hanya 5 Yang Direalisasikan Selama Jadi Gubernur

Anggota DPR RI Fraksi Nasdem Zulfan Lindan. [Suara.com/Fakhri Fuadi]
Anggota DPR RI Fraksi Nasdem Zulfan Lindan. [Suara.com/Fakhri Fuadi]

Politikus NasDem Zulfan Lindan menyampaikan soal Anies Baswedan antitesis Jokowi ketika hadir dalam program Adu Perspektif bertema 'Adu Balap Deklarasi, Adu Cepat Koalisi'. Program ini disiarkan detik.com dengan kolaborasi bersama Total Politik.

"Saya mau masuk alasan kenapa dipercepat (pengumuman Anies sebagai bakal capres), ini kan harus jelas dulu latar belakang," kata Zulfan, Selasa (11/10/2022). "Jadi begini, ini sudah kita kaji dengan pendekatan filsafat dialektika, ini dengan pendekatan filsafatnya Hegel."

"Pertama apa, Jokowi ini kami lihat sebagai tesa, tesis, berpikir, dan kerja. Tesisnya kan begitu Jokowi. Lalu kami mencari antitesa, antitesanya siapa? Dari antitesa Jokowi ini yang cocok itu, Anies," lanjutnya.

Sederet Sanksi NasDem untuk Zulfan Lindan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh saat pengumuman deklarasi Calon Presiden Republik Indonesia tahun 2024 di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh saat pengumuman deklarasi Calon Presiden Republik Indonesia tahun 2024 di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

Pernyataan Zulfan Lindan yang menuai kontroversi langsung membuat Partai NasDem bergerak cepat.

Pada Kamis (13/10/2022) kemarin, Partai NasDem langsung menonaktifkan Zulfan dari kepengurusan DPP NasDem. Penonaktifan itu disampaikan lewat keterangan rilis yang diteken oleh Ketua Umum NasDem Surya Paloh.

"Pertama, menonaktifkan dari kepengurusan DPP Partai NasDem. Kedua, melarang keras untuk memberikan pernyataan di media massa dan media sosial atas nama fungsionaris Partai NasDem," begitulah keterangan NasDem terkait nasib Zulfan di kepengurusan partai.

Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR Willy Aditya. [Suara.com/Novian]
Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya. [Suara.com/Novian]

Sementara Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya menyebut penonaktifan Zulfan karena pernyataan yang bersangkutan tidak produktif serta tak tegak lurus dengan partai.

"Iya karena alur pikiran yang bersangkutan dan segmen-segmennya sudah tidak segaris dengan platform partai itu yang paling prinsip," tutur Willy.

"Karena Partai NasDem, kita punya garis yang jelas terhadap Pemerintahan Pak Jokowi terhadap garis politik lain. Tentu, kita tidak ingin hal-hal yang kemudian lebih menimbulkan damage yang merusak partai," imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI