Suara.com - Anggota Komite Eksekutif atau Exco Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Sonhadji menyebut salah satu pertanggungjawaban moral Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan alias Iwan Bule dalam Tragedi Kanjuruhan yakni mendatangi rumah para korban.
Pernyataan tersebut disampaikan di Kantor Komnas HAM Jakarta pada Kamis (13/10/2022).
"Hasilnya mendatangi rumah-rumah korban ya, itu salah satu bentuk tanggung jawab moral (Iwan Bule) sebagai ketua umum dengan timnya itu loh. Saya kira yang dilakukan Ketum sudah banyak gitu," kata Sonhadji di kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis (13/10/2022).
Pertanggungjawaban Iwan Bule lainnya, kata Sonhadji, yakni mendatangi Malang sehari setelah Tragedi Kanjuruhan terjadi.
Baca Juga: Anggota Exco PSSI soal Tragedi Kanjuruhan: Kehendak Allah
"Satu hari itu begitu kejadian, pagi Ketum (ketua umum) sudah terbang ke Malang. Ini sebagai salah satu bentuk tanggung jawab, dan beliau selama delapan hari penuh di Malang menghadapi ini. Mengatur semuanya, menurunkan tim investigasi dan segala macam," paparnya.
Menanggapi petisi Perhimpunan Jurnalis Rakyat yang sudah mencapai 27 ribu tanda tangan untuk meminta Iwan Bule mundur, disebutnya bukan sesuatu yang tepat.
"Saya bilang, tadi saya bilang sama kawan saya itu Ketua Umum. Kalau anda (Iwan Bule) mundur tidak jantan," kata Sonhadji.
Gas air mata ditembakkan polisi usai pertandingan antara Arema FC menjamu Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10/2022) lalu.
Dalam tragedi itu bukan hanya menyebabkan korban meninggal sebanyak 132 jiwa, namun terdapat ratusan korban mengalami luka ringan hingga berat.
Baca Juga: Petisi Desakan Iwan Bule Mundur dari Ketum Direspons Exco PSSI: Kalau Mundur Tidak Jantan!
Dalam catatan dunia sepak bola Indonesia, Tragedi Kanjuruhan merupakan peristiwa yang mengerikan dengan jumlah korban meninggal mencapai 132 orang.
Peristiwa ini pun terjadi di masa kepemimpinan Iwan Bule sebagai ketua umum federasi sepak bola profesional Indonesia.