Suara.com - Cerita lama Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memang selalu menarik diperbincangkan. Keduanya sempat dekat di ranah politik yang kemudian pecah sejak 2004 lalu.
Kendati demikian SBY yang merupakan jebolan dari TNI rupanya sempat dibuat 'bergetar' oleh Megawati.
Hal ini diceritakan sendiri oleh politikus senior Zulfan Lindan yang juga teman lama suami Megawati, Taufik Kiemas.
"Getaran Mbak Mega ini kadang-kadang bisa membuat orang gemetar, jadi bisa bikin orang gemetar dan itu yang terjadi terhadap SBY kan," ujar Zulfan Lindan yang tayang di kanal Youtube Total Politik.
Baca Juga: Dapat Surprise Ulang Tahun dari Guru, Reaksi Malu Siswi Ini Berakhir Apes
Menurutnya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004 lalu, menjelang kampanye SBY bersama Jusuf Kalla akan pergi ke Makassar.
Namun kemudian hampir urung karena ada kabar SBY jadi 'tahanan kota' oleh Megawati yang kala itu menjabat sebagai presiden.
"Jadi begini waktu dulu mau pemilu 2004, tiba-tiba menjelang kampanye besok ini SBY mau berangkat sama JK ke Makassar, tiba-tiba stafnya dia telfon saya 'Bang nampaknya ada tahanan kota nih buat SBY, SBY enggak boleh kampanye ke luar kota'," ujar Zulfan Lindan.
Kemudian saat dicek ke pihak Megawati, tak ada isu demikian rupa.
"Nah terus saya bilang sama sekretarisnya SBY buat bilang tolong besok nanti malam jam 22.30 SBY telfon saya, kemudian SBY telfon bagaimana soal perkembangan perintah dari Presiden Megawati kalau kena kasus," kata Zulfan.
Baca Juga: Cara Tampilan Dark Mode di TikTok
Menjawab SBY, Zulfan Lindan menyebutkan bahwa tidak pernah ada perintah untuk menahan SBY. Begitu juga tak ada perintah dari Polri untuk melakukan tugas demikian.
"Enggak ada saya bilang, berangkat aja. Kalau enggak berani saya antar cuma saya bisikin SBY kampanye pertama jangan pulang dulu habisin di luar kota sampai selesai," kata Zulfan Lindan.
"Dan SBY memang enggak pulang bersama ibu Ani, dan apa artinya di sini Mbak Mega ini kadang-kadang punya getaran yang membuat orang lain gemetar, bahkan [ketika] enggak berbuat aja."