Suara.com - Partai Demokrat tampak menunjukkan sikap yang menamengi Anies Baswedan jelang berakhirnya masa jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta. Pembelaan ini terkait dengan masalah banjir di ibu kota Indonesia.
Mengutip Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, persoalan banjir di DKI Jakarta memang seolah tak henti-hentinya menjadi perbincangan. Apalagi jelang selesainya kepemimpinan Anies, masalah banjir masih belum bisa ditangani.
Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Didi Irawadi Syamsuddin pun membela Anies. Menurutnya, masalah banjir tidak hanya ada di Jakarta, melainkan juga di berbagai kota hingga negara lain.
Menurutnya, masalah banjir yang terjadi sekarang merupakan dampak dari global warming atau pemanasan global. Ini terbukti dari bergesernya musim hujan dari waktu yang biasanya.
Baca Juga: Tiga Hari Lagi Lengser, Program OK OCE Anies Dicibir Habis PDIP: Rohnya Dibawa Pergi Sandiaga Uno
Situasi musim hujan yang lebat itu akhirnya memicu banjir. Karena itu, Didi merasa aneh jika mendadak hanya Anies yang dituduh sebagai penyebab timbulnya banjir di DKI Jakarta.
"Hujan lebat lalu timbul banjir, lucu dan aneh sekali jika tiba-tiba penyebabnya dituduh hanya pada Anies Baswedan seorang," bela Didi dalam keterangannya, Rabu (12/10/2022).
Tak sampai di situ, anggota Komisi XI DPR RI ini juga menyebut bahwa penanganan banjir di DKI Jakarta era Anies jauh lebih baik ketimbang era sebelumnya.
Anies dinilai berhasil melakukan sejumlah terobosan untuk menanggulangi masalah banjir yang hampir setiap tahun terjadi di DKI.
"Boleh saya katakan justru di era Anies penanganan banjir jauh lebih baik daripada gubernur sebelum Anies," tegas Didi.
Baca Juga: Mahfud MD: Saya Dukung PDIP Kembalikan Pemilu ke Sistem Proporsional Tertutup
Didi pun membalas tuduhan jika banjir disebabkan karena kurangnya kinerja Anies. Ia menegaskan tuduhan tersebut sangat politis dan tidak melihat kenyataan yang ada.
Dengan tegas, Didi juga menuding penyerang dan pengkritik Anies terkait banjir DKI Jakarta merupakan kumpulan orang yang ketakutan. Rasa takut itu, kata Didi, terjadi karena elektabilitas Anies terus melesat sebagai calon presiden atau capres 2024.
"Mereka yang tuduh itu resah dan khawatir kelompok mereka akan kalah. Mereka ibarat orang-orang yang kalah sebelum perang," pungas Didi.