Jelang Musim Dingin, Eropa Deteksi Kemunculan Gelombang COVID Baru

Diana Mariska Suara.Com
Kamis, 13 Oktober 2022 | 10:55 WIB
Jelang Musim Dingin, Eropa Deteksi Kemunculan Gelombang COVID Baru
Ilustrasi pakai masker (freepik.com) / prostooleh
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Otoritas kesehatan Eropa mengatakan bahwa beberapa indikator menunjukkan adanya gelombang terbaru infeksi COVID-19 di benua biru.

Dalam sebuah pernyataan bersama yang dirilis, otoritas setempat mengingatkan publik bahwa pandemi belum berakhir walaupun tidak separah setahun yang lalu.

"Meski tidak seperti satu tahun yang lalu, jelas bahwa pandemi COVID-19 belum berakhir," ujar pernyataan tersebut.

Pernyataan itu mewakili sikap komisaris Eropa untuk kesehatan dan keamanan pangan, Stella Kyriakides, direktur regional WHO untuk Eropa, Dr. Hans Henri Kluge, dan direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa, Dr. Andrea Ammon.

"Sayangnya, kami kembali melihat indikator kenaikan di Eropa, yang menunjukkan bahwa gelombang baru infeksi telah dimulai," kata para ahli itu.

Mereka juga mengarahkan perhatian pada kemungkinan kemunculan kembali infeksi dan transmisi influenza di tengah musim gugur dan menjelang musim dingin.

Selain mengumumkan potensi gelombang baru, joint statement itu juga menyoroti fakta bahwa jutaan orang di benua Eropa belum menerima vaksin COVID-19.

"Negara-negara Eropa harus melakukan segala upaya untuk menjangkau warga yang belum divaksin, memastikan mereka mendapat dosis vaksin COVID-19, dan sambil menjalankan program booster bagi kelompok prioritas, sesuai dengan rekomendasi nasional," kata mereka.

Pernyataan itu turut memuat peringatan bahwa infeksi influenza serius juga kemungkinan akan menimbulkan dampak pada masyarakat selama musim gugur dan musim dingin.

"Penting agar kelompok-kelompok prioritas berikut mendapatkan vaksin influenza dan COVID-19, yaitu tenaga layanan kesehatan, kaum lansia di atas 60 tahun, ibu hamil, dan orang-orang dengan penyakit bawaan dan/atau penyakit kronis," sebut pernyataan itu. [Antara/Anadolu]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI