Suara.com - Pemilihan presiden baru akan dilaksanakan tahun 2024 mendatang tetapi lembaga survei sudah melakukan jajak pendapat untuk memetakan calon-calon kandidat potensial.
Di antara banyaknya sosok yang muncul, ada beberapa nama yang kerap memuncaki daftar elektabilitas kandidat calon presiden 2024. Yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.
Namun di luar nama-nama yang sering muncul di daftar elektabilitas, pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengungkap sebuah nama yang dinilai bisa menjadi rising star.
Dilihat Suara.com di kanal YouTube tvOneNews, Qodari mengingatkan kemungkinan munculnya sosok keempat yang bisa menyaingi nama-nama kandidat potensial.
Baca Juga: Indah Bongkar Kebiasaan Anies Saat Makan Siang Di Kantor, Menu Wajib Tahu Dan Tempe
Hal itulah yang, menurut Qodari, membuat PDI Perjuangan belum berani untuk mendeklarasikan capresnya seperti Partai Nasional Demokrat terhadap Anies Baswedan.
"Tiga nama ini adalah nama yang paling berpotensi untuk dipilih sebagai calon presiden," ujar Qodari dalam program Kabar Petang tvOne, dikutip pada Kamis (13/10/2022).
"Mungkin yang belum pernah dibahas teman-teman lain, peluang munculnya nama keempat di luar tiga nama yang ada tadi. Jadi kalau ada yang tanya, 'ini sudah (pasti) tiga (kandidat)?' menurut saya sih belum ya," lanjutnya.
Qodari mengingatkan bahwa pendaftaran capres masih lama, yakni tahun depan, sehingga masih banyak kemungkinan yang bisa terjadi.
Lantas siapa nama potensial yang menurut Qodari bisa "menggoyang" Ganjar, Anies, dan Prabowo di daftar puncak elektabilitas capres?
Baca Juga: CEK FAKTA: Wagub DKI Jakarta Ogah Dukung Anies Nyapres Gegara Tahu Boroknya, Benarkah?
"Sekarang menurut saya punya potensi muncul seorang calon baru yang bisa jadi akan berpotensi menjadi rising star," tutur Qodari.
"Yaitu Plt (pelaksana tugas / penjabat) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono," sambungnya.
Qodari tentu tak menyebutkan nama secara sembarangan. Ia mengaitkannya dengan peningkatan drastis elektabilitas Jokowi setelah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, yang membuatnya mendapat dorongan besar untuk mencalonkan diri di Pilpres 2014.
"Jangan lupa dan jangan anggap enteng bahwa Pak Jokowi itu elektabilitasnya sebagai calon presiden itu melejit hanya dalam waktu 6 bulan kurang lebih 6 bulan setelah menjadi Gubernur di DKI Jakarta," jelas Qodari.
"Menurut saya dengan rentang waktu satu tahun, jangan-jangan nanti kuda pacunya bukan tiga tapi bisa empat," lanjutnya.
Jokowi Tunjuk Kasetpres Jadi Pj Gubernur DKI Jakarta
Masa jabatan Anies Baswedan sebagai DKI 1 akan berakhir pada Minggu (16/10/2022). Karena itulah perlu ditunjuk seorang penjabat untuk mengisi kekosongan posisi tersebut hingga pemilihan kepala daerah berikutnya.
Adalah Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono yang dipilih untuk menggantikan Anies. Ia bahkan telah bertemu dengan sang gubernur petahana pada Rabu (12/10/2022) siang kemarin.
Pada kesempatan itu, Anies rupanya tak ragu melancarkan pujian kepada Heru yang dinilai mengetahui perkembangan serta seluk-beluk permasalahan di Ibu Kota.
"Jadi kita bersyukur bahwa yang menjadi Pj Gubernur adalah beliau dan kami percaya sangat mumpuni, sangat berpengalaman, berjejaring luas. Insya Allah akan sukses menjalankan tugasnya," tutur Anies terkait pertemuannya dengan Heru di Balai Kota tersebut.
Sementara Presiden Joko Widodo sudah menitipkan sejumlah pesan untuk Heru yang akan menggantikan Anies di posisi DKI 1. Pesan tersebut meliputi masalah-masalah yang harapannya dapat diselesaikan oleh Heru.
"Kita harapkan nanti ada percepatan-percepatan. Kemarin saya sudah sampaikan kepada Pak Heru, utamanya persoalan utama di DKI Jakarta macet, banjir, harus ada progres perkembangan yang signifikan, dan yang ketiga hal yang berkaitan dengan tata ruang," kata Jokowi.