Polisi Bersikeras Sebut Gas Air Mata Bukan Penyebab Kematian, Komnas HAM: Tunggu Hasil Laboratorium!

Kamis, 13 Oktober 2022 | 06:25 WIB
Polisi Bersikeras Sebut Gas Air Mata Bukan Penyebab Kematian, Komnas HAM: Tunggu Hasil Laboratorium!
Perbedaan 3 Jenis Gas Air Mata [Twitter]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menunggu hasil uji laboratorium mengenai gas air mata yang ditembakkan dalam Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 132 korban jiwa. Dalam temuannya, banyak korban mengalami gangguan kesehatan yang diduga akibat gas air mata yang ditembakkan kepolisian.

Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara mengatakan, hasil uji laboratorium itui nantinya bukan hanya terkait kandungan kimianya, melainkan dampak bagi kesehatan.

"Sebenarnya begini, kalau kita bicara soal hasil laboratorium itu kan bukan hanya sekadar kandungan kimianya, tapi analisanya terhadap kesehatan. Itu kami menunggu dari hasil uji laboratorium," kata Beka kepada wartawan di kantor Komnas HAM, Jakarta, Rabu (12/8/2022) kemarin.

Lebih lanjut, Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam mengungkapkan dari hasil temuan mereka banyak korban yang meninggal dengan wajah yang membiru, mengeluarkan busa, bahkan ada yang mengalami kejang-kejang.

Baca Juga: Cerita Pilu Penjual Kopi tentang Aremania Tak Mau Pulang dari Stadion Kanjuruhan karena Teman-temannya Meninggal

"Jadi, kami banyak cerita-cerita soal begitu dan terekam juga oleh teman-teman kedokteran, termasuk juga orang-orang yang mengalami kejang-kejang," katanya.

Sementara bagi korban yang selamat, Komnas HAM menemukan banyak korban yang mengalami mata merah bahkan berwarna coklat. Tak hanya itu, ditemukan juga korban yang tidak bisa melihat beberapa hari setelah kejadian naas tersebut.

"Ada bahkan, kami Senin itu bertemu dengan salah satu korban, misalnya. Dari Sabtu peristiwanya, sampai Minggu, Senin ketemu kami agak sore, itu baru saja matanya bisa melihat," ungkap Anam.

Untuk memastikan bagaimana dampak gas air mata bagi kesehatan, Anam bilang pihaknya membuka peluang memintai keterangan ahli kesehatan untuk nantinya disandingkan dengan hasil laboratorium.

"Kalau diperlukan, kami memang akan memanggil ahli kesehatan. Tapi sepanjang yang kami dapatkan dari berbagai cerita korban, kedokteran yang ada di Malang sana menunjukkan bagaimana itu berlangsung," ujarnya.

Baca Juga: Hingga Tengah Malam, Tiga Tersangka Tragedi Kanjuruhan Belum Selesai Diperiksa Penyidik Polda Jatim

Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk lapangan Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). [ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto]
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk lapangan Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). [ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto]

Sementara itu diberitakan sebelumnya, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo menyampaikan secara medis jatuhnya korban jiwa dalam Tragedi Kanjuruhan bukan karena gas air mata. Pihaknya mengklaim karena kekurangan oksigen hingga terinjak-injak.

"Dari dokter spesialis penyakit dalam, penyakit paru, penyakit THT, dan juga spesialis penyakit mata, tidak satu pun yang menyebutkan bahwa penyebab kematian adalah gas air mata. Tapi penyebab kematian adalah kekurangan oksigen, karena apa? Terjadi berdesak-desakan, trerinjak-injak, bertumpuk-tumpukan mengakibatkan kekurangan oksigen," kata Dedi kepada wartawan, Senin (10/10/2022) lalu.

Dedi menyebut efek gas air mata pada dasarnya hanya akan menimbulkan iritasi. Namun, tidak sampai menyebabkan kematian.

"Sampai saat ini belum ada jurnal ilmiah yang menyebutkan ada fatalitas gas air mata yang mengakibatkan orang meninggal dunia," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI