Menurutnya, gas air mata yang ditembakan oleh aparat membuat para penonton cemas dan gelisah sehingga secara bersamaan mereka berdesak-desakan untuk menghindar dari tembakan tersebut.
"Faktor psikologisnya itu kalau saya melihat itu ketika gas air mata ditembakkan sehingga di situ membuat orang cemas, orang menjadi gelisah," ujar Dede.
"Orang-orang itu berebut untuk menghindar dari gas air mata. Nah, di situ mungkin terjadi berdesak-desakan, jatuh, banyak yang terinjak-injak. Akhirnya mungkin karena berdesak-desakan itu ditambah gas air mata tersebut. Akhirnya di situ terjadi sesak napas dan lain sebagainya," pungkasnya.