Bahaya Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan Jadi Perdebatan, Akademisi Ungkap Jalan Keluar: Autopsi Korban

Rabu, 12 Oktober 2022 | 13:54 WIB
Bahaya Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan Jadi Perdebatan, Akademisi Ungkap Jalan Keluar: Autopsi Korban
Perbedaan 3 Jenis Gas Air Mata [Twitter]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penembakan gas air mata yang dilakukan oleh aparat dituduh menjadi penyebab utama dari tragedi kemanusiaan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pada awal bulan Oktober ini.

Merespons banyaknya tudingan tersebut, pihak kepolisian membantah bahwa gas air mata bisa membahayakan atau mematikan.

Melalui pernyataan dari Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo, ia mengklaim bahwa gas air mata tidak mematikan. Dedi juga mengklaim bahwa berdasarkan penjelasan para ahli, penyebab kematian para korban Tragedi Kanjuruhan bukan disebabkan karena gas air mata.

Hal tersebut diungkapkan oleh Dedi kepada wartawan saat konferensi pers di Gedung TNCC Mabes Polri pada Senin (10/10/22) lalu.

Baca Juga: Usut Tragedi Kanjuruhan, TGIPF Sebut Sejumlah Pihak Saling Lempar Tanggung Jawab

Sayangnya, perihal gas air mata ini masih menjadi perdebatan dari banyak pihak. Ada perbedaan antara satu pakar dengan yang lainnya soal berbahaya atau tidaknya kandungan gas air mata.

Menanggapi hal tersebut, Dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya, Dede Nasrullah, mengungkapkan bahwa untuk mengakhiri perdebatan tersebut perlu dilakukan autopsi korban.

Autopsi bisa menjadi salah satu langkah untuk membuktikan apakah gas air mata merupakan penyebab utama dari kematian para korban.

"Kalau menurut saya ini perlu adanya pembuktian yang nyata. Di tengah-tengah perdebatan ilmiah yang seperti sekarang terjadi ini. Ya memang salah satunya ya kita harus bisa melakukan autopsi terhadap korban yang meninggal," kata Dede saat menjadi narasumber dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi yang tayang di kanal YouTube tvOneNews pada Rabu (12/10/22).

Dalam dialog tersebut, Dede juga menyinggung soal dampak penembakan gas air mata. Ia menyebut bahwa penembakan gas air mata menimbulkan dampak kesehatan dan psikologi.

Baca Juga: Beda Nasib JIS dan Stadion Kanjuruhan di Mata PT LIB, Begini Respon Netizen

"Terkait dengan dampak, khususnya bagi kesehatan. Sebenarnya ada dua, dampak kesehatan dan dampak psikologi," lanjut Dede.

Menurutnya, gas air mata yang ditembakan oleh aparat membuat para penonton cemas dan gelisah sehingga secara bersamaan mereka berdesak-desakan untuk menghindar dari tembakan tersebut.

"Faktor psikologisnya itu kalau saya melihat itu ketika gas air mata ditembakkan sehingga di situ membuat orang cemas, orang menjadi gelisah," ujar Dede.

"Orang-orang itu berebut untuk menghindar dari gas air mata. Nah, di situ mungkin terjadi berdesak-desakan, jatuh, banyak yang terinjak-injak. Akhirnya mungkin karena berdesak-desakan itu ditambah gas air mata tersebut. Akhirnya di situ terjadi sesak napas dan lain sebagainya," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI