Terus Dukung Ukraina, Negara G7 Ingatkan Rusia Soal Konsekuensi Senjata Nuklir

Diana Mariska Suara.Com
Rabu, 12 Oktober 2022 | 11:09 WIB
Terus Dukung Ukraina, Negara G7 Ingatkan Rusia Soal Konsekuensi Senjata Nuklir
Logo G7. (John MACDOUGALL / AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Negara-negara Group of Seven (G7) mengeluarkan peringatan untuk Rusia terkait adanya konsekuensi dari penggunaan senjata nuklir.

Pada Selasa (11/10), para pemimpin negara G7 menyebut bahwa setiap penggunaan senjata nuklir akan menghadapi "konsekuensi yang parah" sembari menegaskan tekad mereka untuk terus mendukung Ukraina dalam perang melawan Rusia.

Para pemimpin G7 berkumpul setelah peristiwa gelombang serangan Rusia ke Ukraina sebagai pembalasan atas ledakan akhir pekan lalu yang merusak jembatan Kerch yang menghubungkan Rusia dengan Krimea.

Pihak Rusia menyebut ledakan itu dirancang dan dilakukan oleh pasukan Ukraina.

Moskow kemudian menanggapi serangan di jembatan Kerch dengan melepaskan salah satu serangan rudal terbesarnya ke Ukraina sejak invasi dimulai pada akhir Februari 2022.

"Kami mengutuk serangan (Rusia) ini dengan sekuat tenaga," kata para pemimpin Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika Serikat, ditambah Uni Eropa dalam pernyataan bersama.

Pernyataan bersama para pemimpin G7 itu juga menyoroti infrastruktur sipil dan kota-kota di seluruh Ukraina yang menjadi sasaran dalam serangan rudal oleh Rusia.

"Serangan membabi buta terhadap penduduk sipil tak berdosa merupakan kejahatan perang. Kami akan meminta pertanggungjawaban Presiden (Rusia) (Vladimir) Putin dan semua pihak yang bertanggung jawab," kata pemimpin G7 dalam pernyataannya.

Selain itu, ada kekhawatiran yang meningkat bahwa Rusia dapat menggunakan senjata nuklir taktis untuk serangan terbatas dalam perang melawan Ukraina.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan kepada wartawan: "Kita tidak boleh membuat Ukraina menjadi sasaran baru pengeboman dengan senjata nuklir."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI