Pengamat: Aneh kalau Sekjen PDIP Hasto Kebakaran Jenggot terhadap Nasdem

Rabu, 12 Oktober 2022 | 10:41 WIB
Pengamat: Aneh kalau Sekjen PDIP Hasto Kebakaran Jenggot terhadap Nasdem
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pilih Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden 2024. [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh sudah memilih Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden 2024. Setelah itu, hubungan Nasdem dan PDI Perjuangan tampak memanas setelah terlibat saling sindir.

Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, mengatakan masing-masing partai independen dalam menentukan capres yang akan diusungnya. Sehingga tidak seharusnya PDIP dalam hal ini sekjennya Hasto Kristiyanto menyindir NasDem soal deklarasikan Anies sebagai bacapres.

"Karena itu, tentu aneh kalau Hasto yang justru kebakaran jenggot terhadap Nasdem. Padahal, posisi Nasdem dan PDIP di koalisi setara," kata Jamiludin kepada wartawan, Rabu (12/10/2022).

Menurutnya tidak heran jika politisi Nasdem bereaksi atas peryataan Hasto.

Baca Juga: Rivalitas Tajam NasDem dan PDIP Usai Deklarasi Anies Baswedan sebagai Capres

"Sebab, Hasto tampaknya tidak bisa membedakan Nasdem dalam koalisi mengusung Joko Widodo pada tahun 2019 dan Nasdem akan mengusung Anies Baswedan pada Pilpres 2024," katanya.

Jamiludin menyebut, NasDem sendiri lewat ketua umumnya langsung sudah bertemu Presiden Jokowi sebelum mendeklarasikan Anies sebagai bakal calon presiden. Bahkan menurut Surya respon Jokowi cukup baik.

"Apalagi Jokowi sendiri tidak bereaksi apa-apa," katanya.

Kemudian, kata dia, Nasdem sudah menyatakan tetap komit mendukung pemerintahan Jokowi hingga tahun 2024. Artinya, Nasdem tidak akan meninggalkan Jokowi dari koalisi yang sudah disepakati.

Ia kemudian menilai Hasto tidak berhak menyindir apalagi menganggap Nasdem sudah tak layak ada di koalisi. Hanya Jokowi yang seharusnya berhak menyatakan partai mana yang masih berhak dan tidak berhak di koalisi pemerintahannya.

Baca Juga: Ketua DPRD DKI Minta Heru Budi Hartono Blusukan Tangani Banjir dan Macet Begitu Gantikan Anies

Lebih lanjut, Jamiludin melihat memanasnya hubungan NasDem dan PDIP kekinian karena ada percikan dari hubungan antara Surya Paloh dan Megawati Soekarnoputeri. Namun, hal itu justru harusnya disikapi secara bijak.

"Karena itu, Hasto seharusnya lebih bijak dengan tidak memperuncing ketidakcocokan kedua ketua umum partai. Hasto juga tidak masuk ke ranah koalisi, yang memang tidak ada haknya untuk itu," tuturnya.

"Kalau Hasto lebih proporsional, seharusnya ketegangan seperti itu tak perlu terjadi. Hasto sudah harus tahu diri bahwa semua partai independen dalam menentukan capres dan berkoalisi. Ia tak boleh nyinyir, apalagi berupaya mendikte partai lain. Cara itu hanya akan merugikan dirinya, termasuk partainya," sambungnya.

Saling Sindir

Sebelumnya, Ketua DPP Partai NasDem, Willy Aditya, menyesalkan pernyataan dari Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto yang menyampaikan sindiran menohok kepada partainya.

Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat menjadi pembicara dalam diskusi Election Corner bertema "Mengembalikan Kembali Politik Programatik di Pemilu 2024" yang diselenggarakan Fisipol UGM di Yogyakarta, Senin (10-10-2022). ANTARA/HO-DPP PDI Perjuangan
Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat menjadi pembicara dalam diskusi Election Corner bertema "Mengembalikan Kembali Politik Programatik di Pemilu 2024" yang diselenggarakan Fisipol UGM di Yogyakarta, Senin (10-10-2022). ANTARA/HO-DPP PDI Perjuangan

Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi salah satu narasumber dalam acara Sapa Indonesia Malam yang tayang di kanal YouTube KOMPASTV pada Senin (10/10/22).

"Sebenarnya kalau kita merujuk, orang besar itu bicara tentang ide, orang biasa-biasa aja bicara tentang kejadian, orang yang berpikir sempit bicara tentang orang lain. Toh, ini ekspresi dari omongan yang bersangkutan. Itu yang kemudian sangat disesalkan itu keluar," kata Willy seperti dikutip Suara.com pada Selasa (11/10/22).

Dalam pernyataannya, Willy lantas mengaitkan sindiran yang dilayangkan Hasto terhadap pendeklarasian Prabowo Subianto menjadi capres yang diusung Partai Gerindra.

Ia mempertanyakan mengapa Hasto tak menyinggung Partai Gerindra.

"Kita lihat yang mendeklarasikan capres bukan hanya NasDem, tetapi Gerindra juga telah mendeklarasikan Pak Prabowo. Apakah omongan yang sama keluar dari mulut yang bersangkutan terhadap Pak Prabowo? Kan tidak terjadi," lanjut Willy.

Dalam dialog tersebut, host lantas bertanya apakah NasDem menyesalkan pernyataan dari Sekjen PDIP.

"Ya, pastilah ya. Karena apa? Kita tentu harus membangun suasana politik yang suka ria, suka cita. Berbeda itu sebuah keniscahyaan dan partai dibuat untuk saling berkompetisi satu dan lainnya," jawab Willy.

"Dan kemudian bagaimana kondisi subjektif masing-masing partai itu berbeda-beda. Ada yang memiliki boarding pass, ada yang memiliki tiket saja belum ada," imbuh Willy.

Telah diberitakan sebelumnya, bahwa di sela-sela HUT TNI Tahun 2022, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menyampaikan sindiran menohok yang diduga ditujukan untuk Partai NasDem.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI