Masih Ngeyel, Dokter Tifa Tantang Rektor UGM Datang Persidangan Dugaan Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 12 Oktober 2022 | 10:26 WIB
Masih Ngeyel, Dokter Tifa Tantang Rektor UGM Datang Persidangan Dugaan Ijazah Palsu Jokowi
Tangkapan layar Dokter Tifa. [Twitter]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nama Dokter Tifa banyak menjadi perbincangan karena begitu vokal membahas isu ijazah palsu Presiden Joko Widodo.

Meski bukan sebagai penggugat perihal dugaan ijazah palsu Jokowi, sosok bernama Tifauzia Tyassuma itu kerap menambahkan sejumlah opini seperti membandingkan foto wisuda sampai skripsi Jokowi.

Universitas Gadjah Mada (UGM) selaku almamater Jokowi sendiri sudah buka suara dan mengklarifikai seluruh isu tersebut.

Rektor UGM, Prof Ova Emilia menegaskan keaslian ijazah Jokowi sebagai lulusan S1 Fakultas Kehutanan di perguruan tinggi tersebut. Ova menyebut Jokowi adalah alumni tahun kelulusan 1985.

Baca Juga: Babak Baru Kasus Meme Stupa Mirip Jokowi, Mantan Menpora Roy Suryo Jalani Sidang Perdana Hari Ini

Foto lama wisuda Jokowi (twitter.com/DokterTifa)
Foto lama wisuda Jokowi (twitter.com/DokterTifa)

Namun klarifikasi Ova tampaknya belum bisa sepenuhnya diterima oleh Dokter Tifa. Sebab dilihat Suara.com di akun Twitter-nya, wanita yang mengaku berprofesi sebagai nutrisionis dan epidemiolog itu malah melemparkan tantangan balik kepada Ova.

Tampak Dokter Tifa mengunggah tautan berita salah satu media daring mengenai klarifikasi isu ijazah palsu Jokowi dan menambahkan cuitan opininya sebagai caption.

Ia rupanya menantang Ova untuk hadir di persidangan pada Selasa (18/10/2022) pekan depan dengan harapan perkara ijazah palsu ini dapat segera tuntas.

"Usul saya lebih baik Rektor UGM hadir di Persidangan saja tanggal 18 Oktober 2022. Karena press release, video, atau apapun bukan bukti yang cukup untuk menunjukkan keabsahan suatu materi hukum," tulis Dokter Tifa.

"Saya tentu sangat berharap perkara ini segera clear," sambungnya, seperti dikutip pada Rabu (12/10/2022).

Baca Juga: Skakmat! Ogah Tanggapi Kasus Gugatan Ijazah Palsu Presiden Jokowi, Gibran: Percuma Ngomong Sama Orang Nggak Waras

Tanggapan Warganet

Ilustrasi Ijazah Palsu. [Antara]
Ilustrasi Ijazah Palsu. [Antara]

Cuitan ini tentu menimbulkan pro dan kontra di kalangan warganet. Seperti terlihat di kolom komentar postingan Dokter Tifa, sebagian warganet menilai respons itu sudah berlebihan karena UGM pun telah memastikan kebenarannya.

Meski sebagian lain menyebut klarifikasi Rektor UGM kurang kuat sebagai bukti kebenaran kelulusan Jokowi. Justru mereka lebih memerlukan kesaksian teman-teman seangkatan Jokowi hingga dibukanya bukti ijazah maupun data resmi UGM.

"Sebenarnya nggak perlu konferensi pers, cukup tunjukkan temen-temen nya saat kuliah aja, dah selesai. Biasanya twitter cepet lho cari seseorang. Apa iya nggak ada satupun alumni angkatan pak Jokowi yang punya twitter?" komentar warganet.

"Ya Allah, dok. Mohon sudahi ribut-ribut soal ijazah. Ijazah itu kan tanda pernah kuliah. Pihak UGM sudah mengkonfirmasi ijazah pak Jokowi. Yang lebih penting -substansinya- adalah pemahaman dan penerapan atas ilmu tersebut," kata warganet.

Klarifikasi Rektor UGM

Rektor UGM, Ova Emilia di UGM, Senin (22/08/2022) menyampaikan komentarnya terkait kasus Unila. [Kontributor / Putu Ayu Palupi]
Rektor UGM, Ova Emilia di UGM, Senin (22/08/2022) menyampaikan komentarnya terkait kasus Unila. [Kontributor / Putu Ayu Palupi]

Rektor UGM Prof Ova Emilia menyelenggarakan konferensi pers pada Selasa (11/10/2022) dan mengungkap keaslian status Jokowi sebagai alumni Fakultas Kehutanan UGM.

"Atas data dan informasi yang kami miliki, dan terdokumentasi dengan baik, kami meyakini mengenai keaslian ijazah sarjana (S1) Ir. Joko Widodo dan yang bersangkutan memang lulusan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada," terang Ova.

"Dinyatakan lulus UGM tahun 1985 sesuai ketentuan dan bukti kelulusan berdasarkan dokumen yang kami miliki," lanjutnya.

Ova juga menyatakan klarifikasi disampaikan sebagai bentuk pertanggungjawaban UGM selaku institusi penyelenggara pendidikan tinggi para alumninya.

"Tanggung jawab kami untuk memberikan klarifikasi kepada publik. Jadi artinya bukan karena yang dipertanyakan adalah orang nomor satu, bukan itu. Misalnya, ada alumni yang ingin diverifikasi ya kami juga akan melakukan langkah verifikasi sesuai dengan proporsinya," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI