Suara.com - Psikolog anak Seto Mulyadi atau Kak Seto turut menjadi perhatian terkait Tragedi Kanjuruhan. Sikap pemerhati anak ini dinilai berbeda dibandingkan ketajamannya saat membela anak-anal Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Padahal dalam tragedi Kanjuruhan tersebut, setidaknya ada 33 korban yang berasal dari kalangan anak-anak.
Diamnya Kak Seto menanggapi kasus ini pun disentil oleh pegiat media sosial Bachrum Achmadi
“Ngotot Bela Anak Ferdy Sambo, Tapi Mingkem Ketika 33 Anak Tewas di Kanjuruhan. Siapa dia? Ya kak Seto lah!” ujar Bachrum, pada Sabtu (8/10/2022).
Baca Juga: Saran FIFA terhadap Sepak Bola Indonesia, di Atas Jam 5 Sore tidak Boleh Ada Pertandingan
Kendati begitu, Kak Seto sejauh ini hanya menanggapi soal ketersediaan area anak di lingkungan stadion. Menurutnya, area khusus anak di tempat umum seperti stadion sepak bola dapat memberi mereka keamanan dari hal yang tidak diinginkan seperti di tragedi Kanjuruhan.
Area tersebut penting bila anak-anak menjadi bagian dari penonton sebuah perhelatan, termasuk pertandingan sepak bola.
"Sama seperti area khusus tempat duduk lansia, area anak juga harus ada sebagai wilayah yang steril untuk menunjukkan stadion itu ramah anak," kata Kak Seto dikutip dari ANTARA, pada Rabu (5/10/2022).
Jika pengelola tempat umum belum bisa membangun tempat yang ramah untuk anak, maka orangtua tidak boleh mengajak anak dalam situasi yang berisiko rusuh.
"Jangan mempertaruhkan anak, itu sangat berbahaya," kata Kak Seto.
Seto Mulyadi menjadi sorotan setelah mengeluarkan pendapat terkait anak dari tersangka kasus pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Pria yang akrap disapa Kak Seto tersebut beberapa waktu lalu menyoroti soal nasib anak bungsu Ferdy Sambo dan Putri yang masih berusia 1,5 tahun.
Pernyataan Kak Seto ini yang kemudian ia mendapat banyak kritik dari banyak pihak. Malah Kak Seto dapat cibiran pubkik sebagai sahabat anak Jenderal.