Fahri Hamzah Sebut Calon Presiden yang Sudah Bermunculan Sebagian Besar Minim Ide

Selasa, 11 Oktober 2022 | 12:24 WIB
Fahri Hamzah Sebut Calon Presiden yang Sudah Bermunculan Sebagian Besar Minim Ide
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah, menyayangkan sejumlah elite sudah mulai memunculkan nama bakal calon presiden untuk 2024. (akun instagram @fahrihamzah).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah, menyayangkan sejumlah elite sudah mulai memunculkan nama bakal calon presiden untuk 2024. Fahri mengatakan pendaftaran capres dan cawapres masih setahun lagi.

Fahri mengatakan seharusnya elite politik membahas calon yang diusung dengan matang. Di antaranya membahas masalah bangsa yang terjadi saat ini.

"Jadi semestinya, yang dibicarakan terlebih dahulu adalah masalah dan ancaman terhadap bangsa. Setelah matang dibicarakan, baru memunculkan calonnya," ujar Fahri Hamzah dalam keterangannya di Jakarta, Senin (11/10/2022)

"Namun, yang terjadi saat ini, adalah calon presiden duluan yang bermunculan. Calon presiden tersebut, sebagian besar minim ide," sambungnya.

Baca Juga: Santai Respons Sebutan Nasdrun, Politisi NasDem: Dalam Hidup Pasti Ada Orang Iri hingga Tukang Fitnah

Diketahui, sejumlah partai politik sudah mendeklarasikan figur capres-cawapresnya. Partai Gerindra mendeklarasikan Prabowo Subianto, kemudian PKB dengan Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Terbaru, deklarasi Anies Baswedan sebagai bakal capres oleh Partai NasDem, disusul Partai Solidaritas Indonesia atau PSI yang menduetkan pasangan Ganjar Pranowo-Yenny Wahid sebagai capres-cawapresnya.

Lalu, sejumlah DPW PPP seperti Banten, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan, serta Sulawesi Selatan juga telah mendeklarasikan mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024.

Eks politikus PKS itu kembali mengingatkan kalau jadwal pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden di Pilpres 2024 masih setahun lagi, baru dibuka pada 2023 mendatang. Menurutnya, pendeklarasian di awal hanya mengakibatkan pembelahan.

"Saat ini akibat adanya deklarasi-deklarasi pencapresan, mengakibatkan terjadi pembelahan diawal. Politik identitas dan polarisasi di masyarakat mulai marak lagi," kata dia.

Baca Juga: Dituding Bapak Politik Identitas, Anies Baswedan Resmikan Gedung di Pura Aditya Jakarta, Ini Jasanya untuk Umat Hindu

Ilustrasi Pemilu. [Dok.Antara]
Ilustrasi Pemilu. [Dok.Antara]

Menurut Fahri, penjadwalan pencalonan presiden dan wakil presiden baru akan dilakukan pada 19 Oktober 2023 hingga 25 November 2023 mendatang.

Lebih lanjut, kata Fahri, dengan memunculkan capres-capres di awal justru membuat rakyat sangat kasihan.

Bahkan ia mengibaratkan seperti sudah pilpres, tapi terlalu dini dan belum waktunya, sehingga yang muncul adalah pertarungan kosong atau 'pepesan kosong'.

"Para pimpinan negara mungkin sebelum tidur lagi coba sedikit memikirkan akibat pilpres yang terlalu dini tanpa kejelasan ini. Setahun pertarungan kosong yang melelahkan. Pileg juga jadi kosong tidak relevan. Kasian rakyat terbelah sebelum waktunya dalam bahaya," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI