"Tapi seperti yang saya katakan tadi, toh masyarakat tetap menilai, bisa melihat realita-realita politik yang ada. Buat PDI Perjuangan, kita menjaga betul integritas, santunnya kata dan perbuatan," ungkap Andreas lebih lanjut.
Karena itulah, Andreas malah melempar opsi untuk NasDem mengundurkan diri sekalian dari koalisi pemerintahan Jokowi apabila memang berniat mengkapitalisasi langkah-langkah politik pasca deklarasi Anies sebagai capres.
"Kalau memang mau dikapitalisasi, kenapa nggak mundur sekalian, mas Sugeng? Kenapa harus tunggu di ini (dikeluarkan) oleh presiden, misalnya?" kata Andreas.
![Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kedua kanan) saat pengumuman deklarasi Calon Presiden Republik Indonesia tahun 2024 di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/10/03/20090-nasdem-deklarasi-calon-presiden-2024-anies-baswedan-surya-paloh.jpg)
"Tapi ya itu adalah hak masing-masing partai dan tentu soal kabinet adalah hak prerogatif presiden," lanjutnya.
Namun bantahan Andreas kembali ditepis oleh Sugeng. "Sekali lagi, kita tetap berpendapat, bahwa kita tetap mau menyukseskan presiden dan wakil presiden yang kita usung di tahun 2019 lalu," jelas Sugeng.
"Seyogyanya kami di NasDem akan tetap mengawal, tetap bersama pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin sampai tahun 2024, kalau tidak ada dinamika yang memaksa kami, entah itu dipinggirkan atau dikeluarkan sebagaimana statement Hasto tadi," pungkasnya.