Suara.com - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) mengklaim telah merampas sepucuk senjata api dari sopir truk yang melintas di Jalan Trans Nabire - Ilaga pada Jumat (7/10/2022). Meski begitu, delapan orang yang sempat ditangkap TPNPB kini telah dilepaskan, dan dilaporkan berada di Enarotali, ibu kota Kabupaten Paniai.
Pernyataan tersebut disampaikan Komisi Nasional Komnas TPNPB Kodap XIII Kegepa Nipouda Paniai, Brigadir Jendral Mathius Gobai. Ia mengemukaka
Menurut Gobai, perampas senjata itu terjadi sekira pukul 13.00 Waktu Papua (WP). Ia bahkan mengklaim, jika senjata api tersebut dirampas dari aparat intelijen yang menyamar sebagai sopir truk. Adapun senjata api yang dirampas Batalyon 2 Tuguyeida Pekeiyeida TPNPB tersebut berjenis SSB.
"Kami bertanggung jawab atas perampasan serta insiden tersebut. Kami akan terus menerus lanjutkan perang revolusi, sampai merebut kedaulatan. Kami ingatkan kepada NKRI, lebih khusus buat Pemerintah Kabupaten Paniai, bahwa kami menolak segala bentuk program pembangunan baik itu, insfratruktur jalan, jaringan (telekomunikasi) 4G, dan program lainnya. (Itu) adalah agenda BIN untuk menghancurkan pergerakan revolusi TPNPB," kata Gobai saat dihubungi Jubi.id-jaringan Suara.com, pada Jumat malam.
Baca Juga: Waduh! TPNPB-OPM Sebut Jokowi Sebagai Penjahat Perang Di Papua, Minta Interpol Menangkap
Selain itu, ia menyatakan jika peringatannya diabaikan, pihaknya akan melakukan tindakan yang lebih keras.
"Kami ingatkan kepada para (anggota) BIN, BAIS, Bantuan Polisi, dan Barisan Merah Putih orang Paniai, segera hentikan. Kami sudah mengantongi nama kalian, keluar ke mana, tinggal di mana, dan makan di mana," tegasnya.
Selain itu, Gobai meminta seluruh rakyat Paniai agar tak terpengaruh dengan isu yang dibangun oleh kelompok yang dekat dengan TNI/Polri di Paniai.
"Kami TPNPB-OPM Kodap XIII Kegepa Nipouda Paniai tetap eksis melawan NKRI. Biarkan Allah, alam dan kebenaran itu sendiri yang mengatakan siapa yang benar, dan siapa yang salah. Pada akhirnya, kebenaran itu pasti akan menemukan jalannya. Kami tetap berjuang sampai kita merebut kedaulatan bangsa West Papua," katanya.
Bantahan Polda Papua
Baca Juga: Ketua KNPB Mimika Ditangkap Gegara Pasok Amunisi ke TPNPB-OPM, Begini Kronologinya
Sementara itu, Polda Papua memastikan tidak terjadi perampasan senjata api dalam insiden pengadangan yang dilakukan TPNPB terhadap delapan warga sipil dan satu anggota TNI di Kampung Baguwo, Distrik Topiyai, Kabupaten Paniai, Jumat (7/9/2022).
"Saya ditelepon Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kepolisian Resor Paniai). Kasusnya, 365 (atau pencurian yang didahului, disertai atau diikuti kekerasan atau ancaman kekerasan] dengan (sejumlah) kerugian material. Tapi, tidak ada senjata yang hilang, hanya barang-barang korban yang diambil," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Papua, Kombes Faizal Rahmadani di Kota Jayapura, Sabtu (8/10/2022).
Dari kronologi yang didapatkan Jubi, pengadangan bermula saat truk dalam perjalanan kembali ke Enarotali, ibu kota Kabupaten Paniai, setelah mengantarkan tanki ke Distrik Aradide pada Jumat (7/10/2022).
Truk berangkat dari Distrik Aradide sekitar pukul 14.40 WP, dan membawa tiga warga sipil dan seorang prajurit TNI bernama Sertu Bayu.
Sekitar pukul 15.20 WP, truk itu melintas di depan SMP 1 Ekadide. Sesampainya di sana, ada empat guru honorer yang ikut menumpang ke Kampung Enarotali. Sejumlah dua truk akhirnya beriringan melanjutkan perjalanan menuju Enarotali.
Sekira pukul 15.50 WP, truk yang tiba di Kampung Baguwo, Distrik Topiyai diadang 20 anggota TPNPB Kodam XIII Kegepa Nipouda yang membawa senjata api jenis Mouser, SS1 V1, SS1 V2 dan senjata rakitan.
Kemudian penumpang dipaksa turun dari kedua truk, dan diinterogasi anggota TPNPB. Mereka bertanya apakah ada penumpang yang membawa senjata api atau amunisi, dan para penumpang menjawab tidak ada. Anggota TPNPB kemudian menendang, memukul para korban dengan popor senjata, dan menelanjangi mereka.
Sekitar pukul 16.20 WP, para penumpang truk dilepas dan diperbolehkan melanjutkan perjalanan menuju Enarotali dengan menggunakan dua unit truk sipil.
Sekitar pukul 17.25 WP, delapan warga sipil itu tiba di Koramil Enarotali dalam keadaan selamat, meski mengalami sejumlah luka lebam karena dianiaya anggota TPNPB dengan popor senjata.