Suara.com - Tragedi Kanjuruhan kini telah memasuki usianya yang genap satu minggu. Insiden berdarah tersebut menewaskan sebanyak 131 orang yang menjemput maut dalam kericuhan yang terjadi dalam pertandingan sepak bola BRI Liga 1 Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022)
Memasuki satu pekan, berbagai fakta hingga kesaksian para korban penyintas kini perlahan mengupas tuntas apa yang sebenarnya terjadi di balik musibah tersebut. Bahkan, sederet pihak yang dinilai bertanggung jawab atas insiden itu akhirnya ditetapkan resmi sebagai tersangka.
Mari mengulas satu minggu Tragedi Kanjuruhan yang perlahan terkupas tuntas.
Kronologi Tragedi Kanjuruhan: Pintu 13 menjadi saksi
Baca Juga: Respons Ketum PSSI Usai FIFA Surati Presiden Jokowi
Para korban penyintas yang selamat dalam insiden berdarah tersebut akhirnya ikut angkat suara. Salah satu penyintas bernama Eko yang merupakan seorang Aremania memberikan kesaksian betapa mengerikannya ada di lokasi terjadinya insiden.
Kala insiden terjadi, Eko berada di luar stadion dan duduk meminum kopi di dekat pintu 13, yakni tempat para korban tewas akibat berdesakan. Eko mendengar suara letupan pelontar gas air mata yang terdengar bahkan hingga luar stadion.
Sontak, Eko mendekati pintu 13 dan mendengar suara teriakan dari orang-orang yang berdesakan dan terjepit hingga akhirnya tewas di tempat.
“Mas… mas, tolong mas, kami tidak bisa keluar,” ujar Eko menirukan teriakan seseorang dari dalam gerbang.
“Ada gas air mata,” teriak yang lain.
Eko juga menceritakan bagaimana ia dan rekan-rekan yang berada di lokasi mencoba mendobrak pintu 13 yang ternyata dikunci rapat.
Tangisan seorang Yohanes Prasetyo di Mata Najwa
Serupa dengan Eko, Yohanes Prasetyo juga turut menceritakan kengerian malam itu. Sosok Aremania tersebut berkesempatan hadir di acara Mata Najwa edisi "Tragedi Kanjuruhan #UsutsampaiTuntas", Kamis (6/10/2022).
Nasib Yohanes tak seberuntung Eko. Sebab, pria tersebut menjadi korban pemukulan dari seorang aparat keamanan saat insiden berlangsung.
Yohanes menjadi sosok yang meminta agar para aparat di lokasi tak menembakkan gas air mata ke penonton.
Awalnya, ia hendak bergegas ingin pulang. Namun, ia mendengar teriakkan perempuan hingga anak-anak sehingga berinisiatif untuk meminta seorang petugas berhenti menembakkan gas air mata.
"Sebenernya nggak ada inisiatif untuk turun. Saya mau pulang, mau kerja. Sengaja saya nggak pulang karena mau nunggu. Tapi ternyata ada keributan. Ada tembakan gas air mata ke tribun enam atau tujuh kali gitu," ungkap Yohanes.
Meski seorang petugas mengiyakan permintaannya, Yohanes tiba-tiba diserang oleh seorang petugas aparat.
"Mulai dari situ salah satu oknum mulai nyerang saya dari belakang. Saya nggak melihat dan nggak tahu siapa yang nyerang. Mau lihat juga gimana. Lihat kanan diserang. Lihat kiri diserang," ungkap Yohanes.
Wujud tanggung jawab pemerintah: Beri santunan, bentuk tim, hingga tetapkan tersangka
Insiden Kanjuruhan kini tengah ditetapkan menjadi bencana nasional oleh Kementerian Sosial. Tak hanya itu, pemerintah kini menjadikan isu Tragedi Kanjuruhan menjadi prioritas utama terutama terkait dengan para korban.
Presiden Joko Widodo telah melawat para penyintas dan keluarga korban pada Rabu (5/10/2022) lalu. Sembari melawat, Jokowi juga secara langsung memberi santunan kepada para korban dan keluarga terdampak.
"Saya juga bertemu dengan keluarga korban meninggal dari tragedi Kanjuruhan itu untuk memberikan sejumlah santunan. Semoga bisa meringankan beban daripada keluarga korban," cuit Jokowi via akun Twitter kepresidenan.
Tak hanya sang Presiden, Kementerian Sosial juga memberikan santunan dan bantuan kejiwaan kepda korban.
Presiden Jokowi juga memberi komando kepada Menkopolhukam Mahfud MD untuk membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan demi mengupas tuntas insiden itu.
Adapun kini telah ada 6 nama tersangka yang dituding bertanggungjawab atas meletusnya tragedi Kanjuruhan. Beberapa di antaranya ada para penyelenggara hingga oknum polisi yang diduga memerintahkan penembakkan gas air mata.
"Berdasarkan gelar dan alat bukti permulaan yang cukup maka ditetapkan saat ini 6 tersangka," ungkap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada Kamis (6/10/2022) malam.
Jokowi telpon FIFA hingga terbentuk Tim Transformasi Sepak Bola Indonesia
Tragedi Kanjuruhan telah menuai atensi masyarakat dunia. Bahkan, Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) akan membentuk tim transformasi sepak bola Indonesia.
Adapun sebelumnya Presiden telah melakukan panggilan via telepon kepada federasi tersebut. Jokowi telah menelpon Presiden FIFA Gianni Infantino pada hari Senin (3/10/2022) kemarin.
Melalui percakapan tersebut, akhirnya berbuah menjadi sebuah surat yang dikirimkan oleh FIFA. Surat tersebut berisi rencana FIFA untuk berkantor di tanah air dan membentuk sebuah tim khusus demi transformasi sepak bola dalam negeri.
"FIFA bersama-sama dengan pemerintah akan membentuk tim transformasi sepak bola Indonesia," terang Jokowi melansir dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden, seperti dilihat Sabtu (8/10/2022).
"FIFA akan berkantor di Indonesia selama proses-proses tersebut," lanjutnya.
Kontributor : Armand Ilham