Kisah Nabi Muhammad Lengkap: Sejak Lahir hingga Wafatnya

Sabtu, 08 Oktober 2022 | 07:38 WIB
Kisah Nabi Muhammad Lengkap: Sejak Lahir hingga Wafatnya
Ilustrasi Masjid - Kisah Nabi Muhammad dari Lengkap (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

2. Masa Kecil Nabi Muhammad SAW 

Nabi Muhammad SAW terlahir dalam keadaan yatim di rumah Abu Talib. Semasa ia kecil, Rasulullah SAW tumbuh dan menjalani kehidupan seperti anak kecil pada umumnya. Lestarinya tradisi Quraisy pada zaman dahulu, pada hari kedelapan belas setelah kelahirannya membuat ibunya harus menyembunyikan Nabi di pedalaman. 

Tradisi Quraisy ini terpaksa membuat Nabi Muhammad SAW tidak merasakan kasih sayang ibunya saat ia berumur 8 sampai 10 tahun. Hal ini membuat Nabi berada di bawah asuhan Halimah binti Sa’diyah (ibu susunya) selama tiga tahun. Rasulullah SAW tumbuh menjadi anak yang tanggap, baik dan cerdas pada masanya. 

3. Masa Remaja Nabi Muhammad SAW 

Ketika masa remaja, Nabi Muhammad SAW terjaga dari segala perbuatan yang merugikan orang disekitarnya. Sampai suatu ketika, Rasul pun bercerita saat ia dua kali duduk mendengarkan pesta pernikahan di zaman Jahiliyah. 

Allah SWT justru menutup telinganya sampai ia tertidur dan terbangun keesokannya. “Setelah itu, aku tidak pernah lagi berniat mengikuti perbuatan buruk.” (HR Thabrani). 

Nabi kemudian menginjak usia 20 tahun di Mekah yang bertepatan dengan peristiwa Harbul Fijar antara Kabilah Quraisy melawan Qais dan Aylan. 

4. Nabi Muhammad SAW Dewasa 

Saat memasuki usia dewasa, Nabi Muhammad  semakin menekuni dunia bisnis. Ia pun memutuskan untuk berdagang dengan sahabat terbaiknya yaitu Saib bin Abi Saib. Barulah ketika menginjak usia 25 tahun, Rasulullah SAW menjalin kerja sama bisnis dengan seorang wanita kaya raya yakni Siti Khadijah. 

Baca Juga: 15 Ucapan Maulid Nabi Muhammad dalam Bahasa Inggris, Bagikan ke Media Sosial

Perkenalan Muhammad dengan Siti Khadijah berawal dari dunia perniagaan. Perempuan tersebut sudah biasa membiayai kafilah perdagangan Mekkah ke Suriah untuk kemudian membagi keuntungan bersama mitranya. Hal tersebut kemudian menjadi alasan bagi keduanya dalam melakukan perjalanan dagang. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI