Tak Mau Ikut Campur Soal Desakan Iwan Bule Mundur Dari PSSI, Menpora: Silakan Saja Masyarakat

Jum'at, 07 Oktober 2022 | 15:54 WIB
Tak Mau Ikut Campur Soal Desakan Iwan Bule Mundur Dari PSSI, Menpora: Silakan Saja Masyarakat
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali menyatakan tidak akan mencampuri terkait banyaknya desakan yang meminta Mochamad Iriawan alias Iwan Bule untuk mundur dari Ketum PSSI . [Dok.Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ribuan orang menandatangani petisi untuk mendesak Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan alias Iwan Bule mundur dari jabatannya setelah Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) malam. Menanggapi itu, Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Zainudin Amali menyebut pemerintah tidak ikut campur terkait desakan tersebut.

Zainudin mengatakan, pihaknya menyerahkan kepada masyarakat yang juga memiliki hak untuk membuat petisi tersebut.

"Tidak, tidak, sama sekali. Silakan saja masyarakat," kata Zainudin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (7/10/2022).

Lagipula, menurutnya, kedudukan PSSI itu berada di bawah Federasi Sepak Bola Internasional atau FIFA. Dengan kondisi seperti itu, maka pemerintah tidak bisa ikut campur mengenai jabatan Iwan Bule.

Baca Juga: Bakal Investigasi PSSI, Mahfud MD: Akan Gali Penyakit-penyakit yang Terus Berulang

"Kita ada di wilayah masing-masing. Pemerintah membantu dan memfasilitasi."

Petisi Minta Iwan Bule Mundur

Insiden yang terjadi di Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang merupakan hari yang gelap bagi dunia sepakbola, khususnya sepakbola Indonesia.

Hilangnya 131 nyawa seusai laga Arema FC vs Persibaya Surabaya itu bukanlah hal yang biasa, perlu adanya evaluasi secara menyeluruh agar hal serupa tak terjadi kembali.

Banyak sekali penilaian yang muncul dari berbagai kalangan menanggapi kejadian kelam tersebut.

Baca Juga: Desak Mundur Buntut Tragedi kanjuruhan, Sosok Bung Towel Bikin PSSI Kesal

PSSI adalah lembaga yang terus dikaitkan dengan kejadian tewasnya ratusan Aremania yang berdesak-desakan berusaha keluar dari stadion setelah ditembakannya gas air mata oleh pihak keamanan.

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan atau yang akrab disapa Iwan Bule mendapat tuntutan dari berbagai pihak untuk mundur dari kursi jabatannya.

Salah satu yang menuntut adalah Perhimpunan Jurnalis Rakyat. Mereka menghimpun tanda tangan untuk petisi pengunduran ketua PSSI.

Dalam petisi tersebut menargetkan 2.500 pertama dapat menandatanganinya, hingga pukul 12.53 WIB sudah terdapat 1.646 responden yang meneken petisi online itu.

Adapun isi dari petisi yang dibuat oleh Himpunan Jurnalis Rakyat sebagai berikut.

Tragedi Kanjuruhan, Desak Ketua Umum dan Pengurus PSSI Mengundurkan Diri

Sabtu, 1 Oktober 2022, Sepak bola Indonesia berduka. Ratusan nyawa melayang usai menonton pertandingan besar antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Tragedi Kanjuruhan menjadi tragedi sepakbila terbesar sepanjang sejarah sepakbola di Indonesia

Para suporter tewas karena sesak nafas usai terkena gas air mata dan berdesakan di pintu keluar usai Arema menelan kekalahan 2-3 dari Persebaya.

Tragedi Kanjuruhan ini sungguh disayangkan karena merusak citra sepak bola Indonesia yang mulai bangkit dan akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2023.

Sebelumnya Polres Malang sudah meminta pertandingan itu digeser ke sore hari. Pukul 15.30. Jangan malam hari, pukul 20.00. Polisi sudah mengantisipasi apa yang rawan. Ini bukan pertandingan biasa. Ini Arema lawan Persebaya.

Arema FC juga sudah setuju digeser ke sore hari. Dikirimlah surat ke PSSI Pusat. Tanggal 12 September 2022. Dalam hal ini ke PT Liga Indonesia Baru (LIB).

Jawaban dari LIB ditulis tanggal 19 September 2022. Isinya: pertandingan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Yakni malam hari. Surat balasan LIB itu ditandatangani direktur utamanya, Ir Akhmad Hadian Lukita MBA QWP.

Sebelum mengirim surat balasan itu, LIB rupanya mengadakan rapat lebih dulu dengan apa yang disebut host broadcast. Lembaga inilah yang punya hak siar televisi atas semua pertandingan Liga 1 Indonesia. Tahun ini, siaran langsung Liga 1 hanya bisa dilihat di Indosiar dan Vidio.Com.

Jelaslah ini masalah rating penonton TV. Pihak TV sudah telanjur menyusun acara selama satu tahun. Perubahan atas satu acara bisa mengacaukan acara lainnya.

Antisipasi lainnya sudah dilakukan Arema panitia tidak menyediakan tempat untuk suporter Persebaya. Langkah ini bagus. Sudah benar. Bisa mengurangi potensi ketegangan. Toh Stadion Kanjuruhan pasti bisa dipenuhi oleh suporter Arema sendiri.

Polisi sudah benar dengan analisisnya. Panitia sudah benar dengan suratnya ke LIB. Juga sudah benar tidak mengalokasikan jatah kursi untuk suporter Persebaya.Di dalam stadion sebenarnya sudah tidak ada lagi faktor penentu yang bisa memicu kerusuhan. Kalau pun mereka kecewa kepada tim Arema, itu kekecewaan orang yang mencinta. Tidak akan mencelakakan mereka. Sama dengan kekecewaan Bonek pada tim Persebaya 2022.

Maksimum yang akan terjadi adalah merusak stadion, Maka yang terbaik dilakukan di dalam stadion Kanjuruhan malam itu adalah: mereka yang masuk ke lapangan itu jangan diusir. Jangan dihardik. Diminta saja untuk duduk. Di atas rumput. Seluruh pemain dan ofisial juga memulai duduk. Petugas juga duduk. Biarkan emosi tercurah dulu. Perlu waktu untuk meredakan emosi.

Sama sekali tidak ada faktor yang menakutkan malam itu. Mereka itu satu bangsa: bangsa bola. Tim lawan sudah diamankan. Cukup.

Menghardik mereka hanya menambah emosi. Apalagi menendang dan memukul. Tambah lagi tembakan gas air mata. Yang bikin panik. Bikin sesak. Bikin berdesakan.

Kita begitu berduka.

Kita harus bangkit dengan prestasi. Kalau pun kita dihukum FIFA kita manfaatkan itu untuk benah-benah di dalam negeri.

Kita juga meminta Ketua Umum dan semua pengurus Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk mundur dari jabatannya, sebagai bentuk hormat dan respect terhadap korban tragedi kerusuhan Stadion Kanjuruhan, Malang dan untuk pembenahan sepakbola secara keseluruhan

Serahkan investigasi kepada Kemenpora / KONI selaku organ pemerintah dan penegak hukum dan FIFA untuk membuat investigasi atau langkah yang diperlukan.

Tragedi Kanjuruhan jadi tamparan keras untuk kita bahwa ada hal krusial yang jauh lebih penting musti dibenahi dalam pesepakbolaan nasional. Semua pihak yang berkepentingan harus duduk satu meja mencari solusi agar menjadikan sepakbola Indonesia lebih maju dan berkembang, berhentilah mencari pamor dan aspek politis terlebih pasca tragedi ini.

Sepakbola sejatinya menyenangkan, bukan malah merenggang nyawa. Sepakbola seharusnya menghibur, bukan malah meneteskan air mata. Sepakbola seharusnya jadi pemersatu, bukan malah sumber bencana

Salam
Suhari Ete

Itulah isi petisi online yang menuntut Iwan Bule untuk mundur dari jabatannya, diharapkan dengan kritik tersebut dapat menjadi tamparan dan bahan pembelajaran bagi sepakbola Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI