Melalui penelusuran, pesan berantai tersebut merupakan konten yang menyesatkan. Informasi yang diberikan adalah informasi sesat untuk membingkai sebuah isu.
Lebih lanjut, diketahui bahwa klaim pelintiran yang ditambahkan dengan video liputan media Al Jazeera tersebut menggunakan teknik banding ke otoritas atau Appeal to Authority.
Sumber dari video yang beredar berasal dari unggahan yang dibagikan oleh akun Twitter @JesWashington pada 3 Oktober 2022 lalu.
Dalam video yang diunggah, tampak liputan berita yang dilakukan oleh media Al Jazeera di Stadion Kanjuruhan usai Tragedi Kanjuruhan.
"Live from Kanjuruhan Stadium," tulis akun pengunggah video.
Video yang diunggah oleh akun Twitter tersebut tidak ada kaitannya dengan pesan berantai yang beredar di WhatsApp.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pesan berantai mengenai Grand Design menguji coba pembantaian menggunakan gas beracun melalui pertandingan bola adalah klaim yang salah.
Unggahan tersebut termasuk ke dalam konten yang dimanipulasi.
Baca Juga: Dinilai Sudah Tolak Kedatangan Bonek ke Malang, Dadang Aremania Jadi Bulan-bulanan Publik