CEK FAKTA: Benarkah Komunis Uji Coba Pembantaian Menggunakan Gas Beracun Melalui Pertandingan Bola?

Jum'at, 07 Oktober 2022 | 15:12 WIB
CEK FAKTA: Benarkah Komunis Uji Coba Pembantaian Menggunakan Gas Beracun Melalui Pertandingan Bola?
Hoaks soal uji coba pembantaian menggunakan gas beracun melalui pertandingan bola (turnbackhoax.id)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beredar pesan berantai melalui aplikasi WhatsApp yang menyebut bahwa komunis telah menguji coba camp pembantaian mirip seperti Nazi dengan menggunakan gas beracun.

Pembantaian tersebut dinarasikan dilakukan tepat pada Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada tanggal 1 Oktober.

Dalam pesan tersebut, disebutkan bahwa kelinci percobaan dalam uji coba tersebut dilakukan melalui medan lapangan bola, masyarakat Jawa Timur, dan beberapa pertandingan sepak bola yang telah dijadwalkan.

"FIX SUPER VALID NO HOAX DARI ORANG BIN PENSIUNAN KOMBES & MANTAN ORANG BAIS. KEDUA INFO INI DISATUKAN MENJADI DATA. DATA-DATA DARI INFORMASI SAYA KUMPULKAN MENJADI SEBUAH DOKUMENTASI. BAHWA PADA TANGGAL 1 OKTOBER HARI KESAKTIAN PANCASILA KEMARIN KOMUNIS MENGUJI COBA CAMP PEMBANTAIAN MIRIP SEPERTI NAZI MENGGUNAKAN GAS BERACUN,"

Baca Juga: Dinilai Sudah Tolak Kedatangan Bonek ke Malang, Dadang Aremania Jadi Bulan-bulanan Publik

Hoaks soal uji coba pembantaian menggunakan gas beracun melalui pertandingan bola (turnbackhoax.id)
Hoaks soal uji coba pembantaian menggunakan gas beracun melalui pertandingan bola (turnbackhoax.id)

"NAMUN KALI INI KELINCI PERCOBAANNYA MELALUI MEDAN LAPANGAN BOLA, RAKYAT JATIM, DAN AGENDA PERTANDINGAN BOLA YANG SUDAH DI GRAND DESIGN SECARA MATANG MELALUI PSSI & BRIMOB,"

"SIAP-SIAP SELURUH RAKYAT INDONESIA, NEGERI INI SEBENTAR LAGI AKAN BANYAK CAMP CAMP SEPERTI DI XINJIANG UIGHUR, BUKAN HANYA UMAT ISLAM, SELURUH AGAMA AKAN DIHABISI,"

"INFO INI WAJIB DIVIRALKAN," narasi yang ada di dalam pesan berantai.

Melalui pesan berantai tersebut, juga ditambahkan video liputan media Al Jazeera.

Lalu benarkah klaim tersebut?

Baca Juga: Sering Lepas Tanggung Jawab, Mahfud MD Sindir PSSI Selalu Berlindung di Balik Ketiak FIFA

Penjelasan

Melalui penelusuran, pesan berantai tersebut merupakan konten yang menyesatkan. Informasi yang diberikan adalah informasi sesat untuk membingkai sebuah isu.

Lebih lanjut, diketahui bahwa klaim pelintiran yang ditambahkan dengan video liputan media Al Jazeera tersebut menggunakan teknik banding ke otoritas atau Appeal to Authority.

Sumber dari video yang beredar berasal dari unggahan yang dibagikan oleh akun Twitter @JesWashington pada 3 Oktober 2022 lalu.

Dalam video yang diunggah, tampak liputan berita yang dilakukan oleh media Al Jazeera di Stadion Kanjuruhan usai Tragedi Kanjuruhan.

"Live from Kanjuruhan Stadium," tulis akun pengunggah video.

Video yang diunggah oleh akun Twitter tersebut tidak ada kaitannya dengan pesan berantai yang beredar di WhatsApp.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pesan berantai mengenai Grand Design menguji coba pembantaian menggunakan gas beracun melalui pertandingan bola adalah klaim yang salah.

Unggahan tersebut termasuk ke dalam konten yang dimanipulasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI