Lokasi Berdekatan, Alaska Bersiap Hadapi Eksodus Massal Warga Rusia

Diana Mariska Suara.Com
Jum'at, 07 Oktober 2022 | 10:03 WIB
Lokasi Berdekatan, Alaska Bersiap Hadapi Eksodus Massal Warga Rusia
Warga Rusia yang pergi ke Kazakhstan usai Presiden Valdimir Putin mengumumkan mobilisasi parsial pada 21 September 2022. (Vadim Blazhevich / AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Negara bagian Alaska bersiap menghadapi eksodus massal warga Rusia yang menghindari wajib militer usai dua warga negara yang mencari suaka di Amerika Serikat tiba di sebuah pulau terpencil di Alaska.

Pada Kamis (6/10), senator negara bagian Alaska, Lisa Murkowski dan Dan Sullivan, mengatakan bahwa kedua Warga Negara Rusa itu tiba di pantai dekat Gambell, yang berlokasi di ujung barat laut Pulau St. Lawrence.

Gambell adalah sebuah kota kecil yang berjarak kurang dari 80 km dari daratan Rusia.

Keduanya tiba pada Selasa pagi ketika ribuan warga Rusia melarikan diri dari negara tersebut setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi massal untuk berperang di Ukraina.

"Saya terus berkomunikasi dengan Menteri Departemen Keamanan Dalam Negeri, [Alejandro] Mayorkas, dan sejumlah pejabat di Perlindungan Pabean dan Perbatasan Amerika Serikat serta mengimbau mereka agar menyiapkan sebuah rencana dengan Penjaga Patroli Pantai seandainya terjadi peningkatan jumlah warga negara Rusia yang melarikan diri ke komunitas Selat Bering di Alaska," kata Sullivan lewat pernyataan.

"Insiden ini memperjelas dua hal: Pertama, warga negara Rusia tidak ingin bertempur dalam perang agresi Putin terhadap Ukraina. Kedua, mengingat kedekatan Alaska dengan Rusia, negara bagian kami memiliki peranan penting dalam mengamankan keamanan nasional Amerika," katanya menambahkan.

Sebelumnya, Rusia mengumumkan mobilisasi parsial di tengah konflik dengan Ukraina. Dalam upaya mobilisasi itu, Presiden Putin memanggil hingga 300.000 tentara cadangan untuk ditempatkan di Ukraina.

Putin, dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, mengatakan perintah mobilisasi berlaku untuk tentara cadangan yang baru-baru ini bertugas atau memiliki ketrampilan khusus, tetapi setiap laki-laki di Rusia yang berusia 18-65 tahun dianggap sebagai tentara cadangan, dan keputusan Putin itu membuka pintu perluasan panggilan wajib militer.

Pengumuman mobilisasi itu telah memicu eksodus dari mereka yang berusaha menghindari wajib militer.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI