14 Temuan Hasil Investigasi The Washington Post Soal Tragedi Kanjuruhan

Kamis, 06 Oktober 2022 | 19:11 WIB
14 Temuan Hasil Investigasi The Washington Post Soal Tragedi Kanjuruhan
Pelajar mengenakan seragam sekolah duduk di depan tembok Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, Selasa (4/10/2022). Mereka minta agar kasus Tragedi Kanjuruhan yang menelan lebih dari 100 orang meninggal dunia diusut tuntas. [Suara.com/Dimas Angga]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tragedi kelam persepak bolaan di Indonesia menjadi sorotan media internasional, tak terkecuali The Washington Post. Media asal Amerika Serikat tersebut menginvestigasi dan menemukan beberapa hal terkait tragedi itu.

Investigasi itu berdasarkan pemeriksaan lebih dari 100 video dan foto dan wawancara dengan 11 saksi. Media ini juga mewawancara analispakar pengendalian masa dan pembela hak sipil menyatakan bagaimana teknis penggunaan gas air mata oleh polisi Indonesia dalam menangani ratusansuporter Arema

Berikut ini 14 temuan dari hasil investigasi The Washington Post soal tragedi Kanjuruhan.

1. Penembakan 40 Amunisi berupa gas air mata, flashbang dan flare

Hasil investgasi The Washington Post soal tragedi Kanjuruhan melihat adanya penembakan sekitar 40 amunisi ke arah kerumunan dalam rentang waktu 10 menit. Amunisi yang disebutkan adalah gas air mata, flashbang dan flare.

Hal tersebut melanggar protokol nasional dan melanggar pedoman keamanan pertandingan sepak bola. Kerumunan pun berlari ke pintu keluar.

2.  Beberapa pintu terkunci

Korban yang selamat dan menjadi saksi mata menyatakan beberapa pintu stadion terkunci. Ini memperparah kepanikan. Hal ini juga dikonfirmasi oleh Presiden Joko Widodo saat memerintahkan peninjauan keamanan.

3. Informasi jumlah kematian yang berbeda

Baca Juga: Bendera Setengah Tiang Hanya untuk Pejabat yang Meninggal Bukan untuk Korban Tragedi Kanjuruhan

Hingga Kamis, (6/10/2022), beredar kabar 131 orang meninggal termasuk anak-anak. Padahal, Kelompok Hak Asasi Manusia termasuk Amnesti Internasional Indonesia mengatakan jumlah korban di Kabupaten Malang mencapai 200 orang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI