Sudah Dimaafkan Keluarga Korban, Anggota TNI Pelaku Tendangan Kungfu di Kanjuruhan Tetap Diproses Hukum

Kamis, 06 Oktober 2022 | 12:49 WIB
Sudah Dimaafkan Keluarga Korban, Anggota TNI Pelaku Tendangan Kungfu di Kanjuruhan Tetap Diproses Hukum
Video prajurit TNI tendang suporter di Stadion Kanjuruhan, Malang (tangkapan layar/ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Oknum anggota TNI yang viral di media sosial karena tendangan kungfu ke salah satu suporter Arema FC saat tragedi Kanjuruhan meminta maaf dan menyesali perbuatannya.

Peristiwa yang viral itu membuat Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa berjanji untuk mengusut pelau tersebut. Dalam sebuah rekaman video, dua orang berseragam TNI datang menemui suporter korban tendangan kungfu.

Melansir dari TimesIndonesia.co.id -- jaringan Suara.com, anggota TNI berbincangan dengan keluarga suporter korban tendangan kungfu itu. Salah satu anggota TNI menjelaskan bahwa dirinya sempat bertanya kepada anak buahnya tentang siapa yang melakukan tendangan.

"Saya tanya siapa pelakunya, ternyata dengan kesatria dia ini mengaku," ujar sembari menunjuk anggota TNI lainnya di sebelahnya.

Baca Juga: Istri Presiden Arema FC Bakal Bangun Monumen untuk Mengenang Korban Tragedi Kanjuruhan

Pelaku meminta maaf didampingi Pangdam

Permintaan maaf pelaku kepada korban itu dibenarkan oleh Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) V Brawijaya Kolonel Arm Kusdi.

"Iya benar, itu Pangdam yang langsung ke sana, ke rumah korban tendangan itu. Kemarin sore. Langsung didampingi oleh Pangdam untuk meminta maaf kepada korban," kata Kusdi yang dikutip pada Rabu (5/10/2022).

Anggota TNI pelaku tendangan kungfu itu kini sedang diproses hukum di Pompdam. Ia diduga melakukan pelanggaran disiplin dan harus menghadapi sanksi.

Kepada keluarga korban, Pangdam V Brawijaya menyampaikan bahwa pelaku sebenarnya sudah berniat minta maaf.

Baca Juga: PSSI: FIFA Berencana ke Indonesia, tapi Bukan Investigasi Tragedi Kanjuruhan

"Kemarin dia nyari-nyari sebenarnya, mau minta maaf," ujar Pangdam V Brawijaya di video.

"Nggih, kulo pengen ketemu kalih panjenengan. Kulo khilaf, pangapunten (Iya, saya ingin ketemu Anda. Saya khilaf, maaf)," kata personel pelaku penendangan kung fu.

Keluarga korban memaafkan anggota TNI tersebut dan menimpali permintaan maaf Pangdam dan personel TNI pelaku penendangan.

Sang ibu mengatakan bahwa tidak mempermasalahkan tendangan ditujukan untuk anaknya jika berbuat salah. Namun, lain cerita jika anaknya tidak merusah dan berbuat salah tetapi ditendang.

"Umpama larene salah ngoten kulo mboten nopo'o. Larene ngerusak nopo ngerusuhi, saestu kulo mboten masalah. Tapi posisine nggih ngoten iku, larene tiange mboten lapo-lapo (Kalau seumpama anaknya salah saya tidak masalah. Kalau merusak atau berbuat rusuh, sungguh saya tidak masalah. Tapi posisinya anak saya enggak ngapa-ngapain, pak)," ujar ibu suporter korban tendangan.

Permintaan Maaf Pangdam V Brawijaya

Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto membenarkan dirinya telah mendatangi rumah korban kerusuhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan. Hal itu dinyatakannya melalui keterangan tertulis.

Ia turut meminta maaf atas tindakan represif anggotanya saat pengamanan Stadion Kanjuruhan pada Sabtu, 1 Oktober 2022 lalu.

"Kami sengaja datang menemui dek Rafi dan keluarga. Ini dek Rafi yang viral di medsos, dia ditendang oleh prajurit kami. Nah kedatangan kami meminta maaf kepada dek Rafi dan keluarga atas tindakan yang dilakukan oleh anggota kami. Dan kami pastikan bahwa anggota kami sedang dalam proses pemeriksaan," ujar Nurchahyanto.

Rafi sapaan akrab Muhammad Hazemi Rafsanjani merupakan pelajar yang menjadi korban tendangan 'kungfu' oknum TNI AD. Pangdam juga telah mengajak Rafi memeriksakan diri ke dokter.

Panglima TNI Segera Usut Tuntas

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa berjanji pihaknya akan mengusut tentara yang melakukan tendangan kungfu kepada Aremania. Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menyampaikan saat ini pihak Mabes TNI sedang melakukan investigasi untuk mengungkapnya.Andika menegaskan proses pidana oknum pidana terhadap oknum yang terlibat kekerasan supporter di tragedi Kanjuruhan.

"Ini bukan etik, tapi pidana," ujar Andika di Kemenko Polhukam RI, Senin (3/10/2022).

Andika mengatakan pihaknya akan melakukan investigasi peristiwa tersebut. Ia mengatakan bahwa aksi kekerasan terhadap supporter yang beredar dalam video tragedi Stadion Kanjuruhan diluar kewenangan.

"Jadi kita tidak akan mengarah pada disiplin, tetapi pidana, karena itu sudah sangat berlebihan," jelas Andika.

Andika Perkasa juga menyampaikan bahwa sejak kemarin sore 2 Oktober 2022, pihaknya telah melakukan investigasi sekaligus kita lanjutkan dengan proses hukum karena yang viral itu sangat jelas tindakan di luar kewenangan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI