Selain itu, korban juga ditemukan dalam kondisi luka-luka, mulai dari kaki dan rahang yang patah hingga memar. Anam juga memprediksi, jumlah korban jiwa dalam Tragedi Kanjuruhan bakal bertambah lebih dari 125 jiwa yang saat ini tercatat di Komnas HAM.
"Jadi jenazah ini angkanya pasti akan bertambah. Dari 125 pasti akan bertambah terus, karena memang situasinya saat itu di hari H mulai Sabtu sampai Minggu pagi itu menang sangat crowded (penuh sesak). Sehingga angkanya akan bertambah, karena beberapa belum dicatat atau langsung dibawa oleh anggota keluarganya," tuturnya.
Sejumlah korban selamat yang ditemui Komnas HAM di Malang, juga mengalami kondisi yang memprihatinkan. Gas air mata yang ditembakkan mengakibatkan gangguan kesehatan.
"Matanya sangat merah. Bahkan, kami bertemu dengan salah satu korban yang itu peristiwanya hari Sabtu (2/10/2022), Senin (4/10/2022) bertemu kami. Senin baru bisa melihat. Matanya sakit kalau dibuka. Dadanya juga perih, sesak napas, tenggorokannya perih. Itu beberapa contoh informasi yang kami dapat," ungkap Anam.
Komnas HAM Temukan Indikasi Pelanggaran HAM
Sebelumnya diberitakan, Komnas HAM menyatakan ada indikasi pelanggaran HAM dalam Tragedi Kanjuruhan yang menelan ratusan korban jiwa.
"Beberapa informasi yang kami dapatkan, kekerasan memang terjadi," kata Choirul Anam saat konferensi pers di kantor manajemen Arema FC di Kota Malang, Senin (3/10/2022).
Kekerasan yang terbukti salah satunya dilakukan aparat keamanan terhadap suporter. Bahkan, terlihat ada kekerasan yang masih dilakukan aparat ketika suporter Arema sedang berjalan kaki di pinggir lapangan.
"Ditendang, kena kungfu di lapangan. Nah, itu tidak hanya Komnas HAM yang melihat, tapi semua juga bisa lihat," ujar Anam.
Baca Juga: Malam Jahanam di Pintu 13, Cerita Detik-detik Jelang Tragedi Kanjuruhan dari Luar Tribun
Komnas HAM tengah menelusuri dan melihat kondisi Stadion Kanjuruhan untuk memastikan apa yang terjadi dalam kerusuhan yang menewaskan hingga 125 orang itu.