Jokowi: Perang yang Berkelanjutan akan Mengakibatkan Krisis Dunia yang Berkelanjutan

Rabu, 05 Oktober 2022 | 19:41 WIB
Jokowi: Perang yang Berkelanjutan akan Mengakibatkan Krisis Dunia yang Berkelanjutan
Presiden Joko Widodo saat menyampaikan keterangan pers, Kamis (8/9/2022). (YouTube Sekretariat Presiden)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo mengatakan perang antara Rusia dan Ukraina telah memperparah krisis global yang ditandai dengan krisis pangan, energi, dan finansial.

Jokowi mengatakan perang Rusia dan Ukraina belum menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir.

"Tetapi perang Rusia-Ukraina dan masing-masing sekutunya belum ada tanda-tanda akan segera berhenti," kata Jokowi ketika membuka Kongres ke-5 Konferensi Badan Peradilan Konstitusi se-Dunia Tahun 2022 di Bali, Rabu (5/10/2022).

Perang Rusia dan Ukraina telah berlangsung sejak 224 hari.

Baca Juga: Krisis Global Mengancam, Jokowi Instruksikan Sri Mulyani: Jaga Dana APBN dengan Baik

Dengan belum ada tanda-tanda perang akan berhenti, kata Jokowi, kondisi global akan terus dihantui dengan krisis.

"Perang yang berkelanjutan akan mengakibatkan krisis dunia yang berkelanjutan," kata dia.

Jokowi mengatakan perwakilan dari 119 negara yang hadir dalam kongres saat ini tengah berjuang untuk menghadapi masalah yang sama.

Jokowi meyakini seluruh negara ingin agar perang segera dihentikan dan perdamaian bisa segera dibangun.

Guna mewujudkan harapan tersebut, Jokowi mengajak seluruh partisipan untuk sama-sama berjuang serta bersiap memitigasi dan mengelola krisis dengan sebaik-baiknya.

Baca Juga: Murka! Jokowi Sentil Pejabat: Situasi Krisis Global Malah ke Luar Negeri, Dipamer-pamerin di Instagram

"Dengan kata lain selain memperjuangkan konstitusional justice yang merupakan elemen kunci dari demokrasi, perlindungan ham dan kepastian hukum masing-masing negara pasti sedang berjuang keras menghadapi krisis pangan, energi dan finansial," tuturnya.

"Masing-masing negara pasti mencari titik sinergi antara konstitusional justice dan penanganan krisis."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI