Suara.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah mengunjungi Pintu 13 Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Di Pintu 13 itulah kengerian terjadi, di mana banyak suporter Arema merenggang nyawa akibat terhimpit tidak bisa keluar.
Kedatangan Presiden Jokowi itu sendiri diungkap oleh Bupati Malang, M. Sanusi. Orang nomor satu di Indonesia itu telah menyaksikan langsung Pintu 13 yang menjadi salah satu titik tragedi pada Sabtu (1/10/2022) malam.
Dalam kedatangannya, Presiden Jokowi menyoroti kondisi jalan keluar yang dinilai terlalu curam. Sanusi pun menyebut nantinya arahan Jokowi akan diaudit oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Presiden tadi ke Pintu 13. Titik yang dilihat Presiden juga terkait jalan keluar, itu terlalu curam. Nanti akan diaudit bangunan oleh Kementerian PUPR," kata Sanusi.
Baca Juga: Perintah Jokowi, Audit Semua Stadion Sepak Bola di Indonesia!
Adapun Kementerian PUPR disebut akan segera membenahi Stadion Kanjuruhan pasca terjadinya tragedi. Langkah ini dilakukan demi meningkatkan keselamatan suporter sepak bola di masa yang akan datang.
"Nanti dari PUPR akan ke sini, apa yang mau dibenahi untuk keselamatan suporter, pemain dan lainnya," ujar Sanusi.
Sementara sejauh ini, Pemerintah Kabupaten Malang masih belum mendata kerusakan bangunan dan infrastruktur di Stadion Kanjuruhan. Mereka juga menanti kedatangan Kementerian PUPR ke Kabupaten Malang dalam waktu dekat.
"Total kerugian masih belum, nanti dari Menteri PUPR akan datang. Rencananya, kata Presiden minggu ini, dan seminggu ini bisa selesai," tambah Sanusi.
Sebagai informasi, terjadi kekacauan setelah pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022). Dalam pertandingan itu, Persebaya memenangkan pertandingan dengan skor 3-2.
Baca Juga: Beri Santunan untuk Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan, Jokowi: Semoga Meringankan Beban
Kekacauan dipicu oleh tembakan gas air mata yang diarahkan petugas keamanan ke arah tribun. Gas air mata itu memicu kepanikan suporter. Mereka berlari berusaha menyelamatkan diri dari pedihnya gas air mata.
Naas, beberapa pintu stadion terkunci dan tidak bisa dibuka. Situasi itu membuat banyak suporter meninggal dunia karena terhimpit, terinjak-injak hingga kehabisan oksigen.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, korban meninggal dunia akibat tragedi Kanjuruhan adalah131 orang. Sementara 440 orang mengalami luka ringan dan 29 orang luka berat. [ANTARA]