Suara.com - Anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra Fadli Zon menyayangkan langkah aparat kepolisan menembakkan gas air mata di Satadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Tragedi Kanjuruhan itu menalan lebih dari 100 orang meninggal dunia usai menonton laga Arema FC Vs Surabaya Surabaya.
Fadli Zon menayakan aparat kepolisian mengapa tidak melakukan penanganan dengan cara lain, tanpa gas air mata. Diketahui, gas air mata ditembakkan ke tribun superter Aremania setelah ada sebagian mereka masuk ke lapangan.
"Kenapa, misalnya kalau untuk mempersiapkan, mengantisipasi itu bukan water cannon, bukan air yang netral. Tentu enggak akan banyak korban, apalagi sampai meninggal," kata Fadli di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (5/10/2022).
Mantan Wakil Ketua DPR itu kemudian menegaskan kalau penyebab dari munculnya tragedi Kanjuruhan ialah gas air mata yang ditembakkan kepolisian.
Diketahui asap maut dari gas air mata yang menyesakan itu diduga menjadi penyebab terbesar jatuhnya korban nyawa hingga lebih dari 100 orang.
"Menurut saya kuncinya jelas di situ gas air mata. Penerapan gas air mata di lapangan yang kabarnya itu tidak diperbolehkan oleh FIFA sendiri jelas," ujarnya.
Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen ini kemudian menilai seharusnya investigasi tragedi Kanjuruhan tidak bertele-tele lantaran sudah diketahui pasti sebab dan akibatnya, yakni gas air mata. Pihak yang bertanggung jawab sudah seharusnya segera ditetapkan.
"Seharusnya bisa secara cepat, paling tidak siapa yang bertanggung jawab supaya ini tidak terulang lagi. Kalau mutar-mutar kemudian tidak jelas atau dicari kambing hitam, salah menyalahkan," ujar Fadli.
Baca Juga: Presiden Jokowi Dapat Cerita Mengerikan Tragedi Kanjuruhan, Pintu Terkunci Hingga Kepanikan
Sebelumnya pemerintah telah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) untuk mengusut kejadian tewasnya ratusan suporter Aremania di stadion Kanjuruhan.