Suara.com - Tragedi sepak bola Indonesia yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10/2022) menyisakan duka yang mendalam.
Tak hanya oleh para keluarga korban, tapi juga para pecinta olah raga sepak bola, termasuk para supporter Arema FC.
Setelah jatuh korban meninggal dunia sebanyak 131 orang, publik mulai mendesak sejumlah pihak untuk menyelidiki peristiwa tersebut.
Setelah beberapa hari bergulir, satu persatu kejanggalan dalam peristiwa itu mulai terungkap. Apa saja kejanggalan tersebut?
1. Kapasitas penonton berlebih
Kejanggalan ini terungkap setelah Menkopolhukam menemukan fakta kalau jumlah tiket yang dijual dalam pertandingan tersebut mencapai 42 ribu lembar.
Menurut Mahfud jumlah tersebut melebihi jumlah kapasitas Stadion Kanjuruhan yang hanya bisa menampung 38 ribu orang.
Terkait dugaan kelebihan kapasitas penonton tersebut, pihak Arema justru menyatakan jumlah 42 ribu tersebut masih di bawah kapasitas maksimal Stadion Kanjuruhan yang dinilai bisa mencapai hingga 45 ribu orang.
2. Kick off di malam hari
Baca Juga: Presiden Jokowi Kunjungi Korban Hidup dan Keluarga Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan di Malang
Mahfud MD menyatakan, panitia pelaksana pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya menolak usulan pihak kepolisian agar menggelar pertandingan pada sore hari, yakni pukul 15.30 WIB.
Sementara PSSI menyatakan, PT LIB beralasan, pertandingan digelar malam hari karena dianggap tidak akan menimbulkan masalah dari segi keamanan, sebab pertandingan tersebut digelar tanpa adanya supporter Persebaya.
3. Penggunaan gas air mata
Ketika menghalau penonton yang meluber ke lapangan usai pertandingan Arema FC versus Persebaya Surabaya, polisi menghalau para penonton tersebut dengan tindakan yang represif.
Tak hanya memukul dan menendang penonton, polisi juga menembakan gas air mata ke rah kerumunan.
Hal itu lantas membuat orang panik dan tidak bisa bernapas sehingga berujung pada kematian. Terkait dengan peristiwa itu, FIFA sebenarnya telah memasukkan gas air mata sebagai barang yang “haram” untuk dibawa ke pertandingan sepak bola.
4. Pintu stadion yang terkunci
Kejanggalan kedua adalah ditemukannya fakta pintu stadion yang terkunci, padahal saat itu pertandingan sudah selesai.
Pintu yang terkunci inilah yang membuat penonton yang terperangkap di tengah gas air mata tida bisa keluar untuk mencari udara segar.
Karena itulah ratusan orang terperangkap di dalam stadion ketika pecah chaos di akhir pertandingan antara Arema versus Persebaya tersebut.
5. Ditemukan puluhan botol miras
Temuan puluha botol miniman keras (miras) tersebut diungkap oleh Ketua Komite Disiplin PSSI Erwin Tobing.
Hal itu terungkap dalam investigasi yang dilakukan PSSI setelah bertemu dengan sejumlah perwakilan manajemen Arema FC.
Menurut Erwin Tobing, sedikitnya ada 42 botol miras bersegel yang ditemukan di dalam stadion. Ia mengatakan, barang seperti miras tidak sepatutnya ada di dalam stadion, terlebih ketika digelarnya pertandingan sepak bola.
Namun temuan PSSI itu dianggap janggal oleh para Aremania yang menilai pemeriksaan ketikan akan masuk tibun dilakukan sangat ketat. Jangankan botol miras, barang seperti korek api pun tidak boleh dibawa masuk oleh penonton.
Kontributor : Damayanti Kahyangan