Suara.com - Menkopolhukam Mahfud MD yang juga mengemban tugas sebagai Ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan berjanji akan menyampaikan hasil penyelidikan dalam waktu 2-3 pekan.
"Insya Allah dalam dua hingga tiga pekan ke depan, tim sudah dapat menyampaikan hasil kerjanya kepada Presiden," kata Mahfud MD dikutip dari keterangan di Instagram-nya (5/10/2022).
Dalam rapat yang digelar Selasa malam (4/10/2022), TGIPF Tragedi Kanjuruhan juga akan menjatuhkan sanksi bagi pihak-pihak yang terbukti lalai dalam peristiwa yang menewaskan 131 jiwa berdasar data dari kepolisian tersebut.
"Tim akan merekomendasikan penjatuhan sanksi bagi pihak-pihak yang melakukan pelanggaran. Selain itu, Tim juga akan merekomendasikan sinkronisasi regulasi baik regulasi FIFA dan peraturan perundangan kita, dan tentu sosialisasi serta pemahaman kepada seluruh stakeholder sepakbola, aparat keamanan, supporter, offical, dsb," lanjutnya.
Baca Juga: Data Terbaru Tragedi Kanjuruhan, 131 Orang Meninggal Dunia
Sementara itu, semua kompetisi PSSI telah dinyatakan dihentikan sementara berdasarkan rekomendasi TGIPF yang disetujui Menpora.
"Semua kompetisi PSSI (Liga 1, 2 dan 3) dihentikan sementara sampai Presiden menyatakan bisa dinormalisasi kembali, setelah tim ini menyampaikan rekomendasinya tentang seperti apa penyelenggaraan dan pengamananan pertandingan harus dilakukan," kata Mahfud MD.
Temukan Sosok di Balik Layar
Mahfud menerangkan kalau secara umum, hasil TGIPF itu akan diserahkan kepada Presiden Joko Widodo untuk penilaian kebijakan olahraga nasional khususnya sepak bola secara menyeluruh. Secara khusus, Mahfud menyebut kalau TGIPF juga bisa menemukan pelaku-pelaku tindak pidana di luar lapangan.
"Mungkin saja dari hasil TGIPF ini ditemukan pelaku-pelaku tindak pidana selain yang telah ditangani oleh Polri secara pro yustisia," sebut Mahfud dalam konferensi pers yang digelar Senin (3/10/2022).
Baca Juga: Pele Berduka atas Tragedi Kanjuruhan: Salah Satu Bencana Terbesar dalam Sejarah Sepak Bola
Menurutnya, bukan tidak mungkin apabila ketika nanti TGIPF sudah bekerja, malah bisa menemukan orang yang sengaja sehingga menimbulkan kerusuhan.
"Kan mungkin saja, nanti ditemukan hal yang sesudah diselidiki ini ada tindak pidana yang dilakukan oleh orang yang lebih besar bukan pelaku lapangan, mungkin ya mungkin," ujarnya.
Ia juga tidak menampik akan adanya kemungkinan permainan uang di balik pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya. TGIPF sendiri telah mengajak mantan pimpinan KPK, Laode M Syarif untuk bekerja mengusut tuntas kerusuhan yang menyebabkan 125 orang meninggal dunia.
"Atau kesalahan yang sengaja dilakukan orang yang ada di balik yang sekarang terlihat itu, nah, ini nanti tentu akan disalurkan lagi ke Polri untuk diproses secara hukum," terangnya.
"Kalau misalnya permainan itu karena uang dan itu menyangkut jabatan bisa saja nanti diserahkan ke KPK juga, bisa, itu nanti kita lihat saja."