Terjepit Pagar Jatuh, Remaja 14 Tahun: Setelah Gas Air Mata Mau Keluar Stadion Kanjuruhan Berebutan

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Selasa, 04 Oktober 2022 | 11:54 WIB
Terjepit Pagar Jatuh, Remaja 14 Tahun: Setelah Gas Air Mata Mau Keluar Stadion Kanjuruhan Berebutan
Gas air mata ditembakkan ke arah suporter di Stadion Kanjuruhan Malang. Sabtu (1/10/2022). [SuaraSulsel.id/Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Asap maut dari gas air mata yang ditembakkan aparat kepolisian di di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, memakan ratusan korban dari Aremania, suporter klub Arema FC. Tragedi berdarah itu terjadi usai pertandingan Arema FC menghadapi tim tamu Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022) malam.

Remaja 14 tahun bernama Ahmad Riski Wijaya menjadi korban saat kejadian tersebut. Dia merupakan satu dari sekian penonton yang beruntung dari Tragedi Kanjuruhan.

Riski mengatakan berada dilokasi saat Aremania berusha keluar dari stadion setelah petugas menembakkan gas air mata. Dia bersama ribuan penonton berdesak-desakan menyelamatkan diri dari gas air mata yang dilepaskan aparat ke tribun suporter.

Ia menerangkan saat peristiwa terjadi dia berada dalam himpitan massa di area tribun 4 Stadion Kanjurhan. Hal itu karena adanya tembakan gas air mata yang dilepaskan aparat keamanan.

"Setelah gas air mata, terjadi dorong-dorongan. Mau keluar berebutan dan terjadi dorong-dorongan sampai pagar jatuh, saya kejepit," ujar Riski, Senin (3/10/2022).

Rizki bercerita berangkat menyaksikan tim kesayangannya bertanding bersama omnya.

"Berangkat ke Kanjuruhan bersama Om," ucap Riski.

Ratusan suporter di Balikpapan gelar doa bersama untuk korban tragedi Kanjuruhan, Senin (3/10/2022) malam di Halaman  Gedung KNPI Balikpapan. [Suara.com/ Arif Fadillah]
Ratusan suporter di Balikpapan gelar doa bersama untuk korban tragedi Kanjuruhan, Senin (3/10/2022) malam di Halaman Gedung KNPI Balikpapan. [Suara.com/ Arif Fadillah]

Saat wawancara, terlihat luka di area kaki suporter remaja berusia 14 tahun tersebut. Ia berhasil lolos dari maut setelah dipandu oleh omnya.

"Bisa selamat karena dipandu [keluar] sama om saya," cerita Riski.

Baca Juga: 'Liga 1 Bersaing dengan Liga Dangdut', Mengapa Pertandingan Sepak Bola Sebaiknya Digelar Sore, Bukan Malam Hari?

Meski selamat dari maut, Rizki mengungkapkan kesedihannya karena salah satu temannya menjadi korban meninggal dunia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI