Negatif-Positif Usai Nasdem Deklarasikan Anies Jadi Capres Menurut Pengamat: Peta Politik Jelas, Tapi KPU Makin Repot

Selasa, 04 Oktober 2022 | 09:05 WIB
Negatif-Positif Usai Nasdem Deklarasikan Anies Jadi Capres Menurut Pengamat: Peta Politik Jelas, Tapi KPU Makin Repot
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kedua kanan) saat pengumuman deklarasi Calon Presiden Republik Indonesia tahun 2024 di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Eksekutif ALGORITMA sekaligus Pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Aditya Perdana turut mengomentari soal keputusan Partai NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal capres 2024. Ia menilai keputusan ini bisa mengganggu agenda partai politik lain.

Menurut Aditya, pendeklarasian di sisa masa jabatan Anies yang hanya tinggal 12 hari lagi tergolong cepat. Hal ini disebutnya akan memberikan dampak bagi partai lainnya.

"Meskipun masa jabatan Anies masih tersisa 12 hari lagi, Nasdem kelihatan begitu antusias untuk mengambil langkah paling awal untuk deklarasi capres tersebut. Ada dua hal yang bisa kita prediksi dari situasi ini," ujar Aditya kepada wartawan, Senin (4/10/2022).

Potensi pertama, adalah dukungan koalisi parpol yang semakin mengristal atau terbentuk. Padahal, kata Aditya, seharusnya agenda pembentukan koalisi ini diperkirakan baru akan terjadi di akhir 2022 atau awal 2023.

Baca Juga: NasDem Deklarasikan Anies Jadi Capres, Relawan: Peta Politik Makin Jelas

"Kalau ini terjadi, tentu sangat menarik karena ada pemicu-pemicu yang bisa jadi mempercepat pembentukan koalisi, seperti misalkan adanya kecocokan di antara mitra koalisi," ujar Aditya dalam keterangannya, Selasa (4/10/2022).

Agenda selanjutnya yang bergeser adalah soal mekanisme dukungan dan sosialisasi capres beserta partai pendukung. Diperkirakan tahapan Pemilu bisa terjadi lebih awal ketimbang jadwal yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Artinya, ada kemungkinan mesin partai koalisi dari partai manapun juga segera bergerak dengan cepat. Proses kristalisasi ini tentu dapat berdampak positif bagi parpol untuk menggerakkan mesin partai," paparnya.

Atau sebaliknya, tindakan NasDem ini bisa berdampak negatif atau merepotkan penyelenggara pemilu karena tahapan kampanye belum dimulai.

"Pertanyaannya, koalisi mana saja yang tentu akan mengikuti langkah Nasdem, ini yang masih sulit ditebak," imbuhnya.

Baca Juga: Santer Disebut Targetkan Anies Di Kasus Formula E, KPK: Kami Berpegang Pada Aturan Dan Alat Bukti

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI