"Iya saya keluar sendiri, berjalan. Berjalan aja biasa sampai keluar," ujarnya.
Sementara itu, Doni menambahkan Alfiansyah selama ini dikenal sebagai sosok anak yang pendiam. Ia mengatakan akan mendukung penuh cita-cita Alfiansyah untuk menjadi seorang polisi.
"Kalau nantinya Alfi mau ikut saya, saya akan sangat bersedia, karena dia keponakan saya. Ia juga bercita-cita menjadi polisi, itu sangat mulia, jadi polisi yang baik. Saya mendukung itu," katanya.
Ia mengenang kedua almarhum orang tua Alfiansyah sebagai sosok yang sangat baik. Selama ini, almarhum Yulianto memang penggemar Arema FC, namun, setelah menikah tidak lagi pernah menonton pertandingan ke stadion.
Sementara almarhum ibunda Alfiansyah, baru pertama kali ke Stadion Kanjuruhan pada malam terjadi kericuhan itu. Almarhum ayah Alfiansyah, sempat berkata bahwa ajakan untuk menonton pertandingan di Stadion Kanjuruhan untuk membahagiakan anaknya.
"Istrinya itu baru pertama kali ke stadion dan anaknya juga baru pertama kali. Almarhum sempat mengatakan, saya ingin membahagiakan anak saya. Ternyata menyenangkan anak yang terakhir kalinya," ujarnya.
Kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam.
Kerusuhan tersebut semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.
Berdasarkan data terakhir, menyebutkan bahwa korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur sebanyak 129 orang. Selain itu, dilaporkan sebanyak 323 orang mengalami luka pada peristiwa itu. [ANTARA]
Baca Juga: Warga Kabupaten Malang Tewas Dalam Tragedi Kanjuruhan 68 Orang, Selebihnya Dari Daerah Lain