Tawarkan Anak Korban Tragedi Kanjuruhan Masuk Kepolisian, Kapolri Kena Skakmat: Puncak Komedi

Senin, 03 Oktober 2022 | 14:38 WIB
Tawarkan Anak Korban Tragedi Kanjuruhan Masuk Kepolisian, Kapolri Kena Skakmat: Puncak Komedi
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (24/8/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) malam mengakibatkan 125 orang meninggal dunia, menjadikan pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya ini menjadi salah satu yang paling mematikan di dunia.

Banyak spekulasi berkembang mengenai penyebab banyaknya suporter Arema FC yang meninggal, meski sebagian besar publik sepakat menyalahkan pemakaian gas air mata oleh aparat polisi untuk mengamankan pertandingan.

Padahal, sebagai informasi, induk organisasi sepak bola internasional FIFA telah melarang pemakaian senjata api dan gas pengendali massa di pertandingan.

Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk lapangan usai pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). [ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto]
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk lapangan usai pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). [ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto]

Karena itulah, tak heran bila gagasan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo untuk menawarkan posisi di kepolisian kepada anak korban tragedi Kanjuruhan mendapat banyak kritikan publik.

Baca Juga: Buntut Tragedi Kanjuruhan, Komisi X DPR Segera Panggil PSSI, Kemenpora RI, Hingga Kepolisian

Tawaran ini Sigit sampaikan ketika melakukan takziah ke rumah korban bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Menpora Zainuddin Amali, serta Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan.

"Kalau kamu masuk polisi mau nggak?" tanya Sigit kepada anak dari korban tragedi Kanjuruhan, yang kemudian berjanji akan mengusut tuntas insiden maut tersebut.

Topik inilah yang mendapat banyak cercaan publik. Pasalnya sampai saat ini masyarakat masih cenderung menyalahkan polisi yang dianggap kurang tepat dalam menerapkan SOP pengamanan pertandingan.

Sekalipun kerusuhan itu sendiri bermula dari pendukung Arema FC yang tidak terima klub sepak bola kesayangannya kalah di kandang sendiri, sehingga turun ke lapangan pasca pertandingan.

"Hahh gimana?" komentar warganet.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Kementerian PPPA Terus Pantau Penanganan Korban Anak dan Perempuan

"Anggotanya coba di didik yang bener dulu sih, baru nawarin anak orang," kata warganet.

"Ya masa nawarin masuk ke tempat yang bikin dia trauma sih. gila aja," kecam warganet.

"Ini kita udah sampe puncak komedi apa masih belom ni? GG amat," sindir warganet lain.

"Dikira kalo udah masuk polisi terus kelar gitu masalah ? Trus ga perlu korek-korek lagi siapa yang salah ditragedi kemarin ? Dih. Kebanyakan overproud sama profesi ya gitu. Mending clearkan masalah kemaren dulu, cari dalangnya, tanggung jawab dll," tulis warganet.

"Sebelum memberi penawaran tersebut, ada baiknya dilakukan pembenahan instansi disana-sini. Pulihkan kepercayaan kami, pak. Kasus demi kasus pelanggaran hukum berat justru ada di instansi ini," imbuh warganet lain.

Korban Tragedi Kanjuruhan sampai 455 Orang

Suporter Arema FC memasuki lapangan setelah tim yang didukungnya kalah dari Persebaya dalam pertandingan sepak bola BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/tom.
Suporter Arema FC memasuki lapangan setelah tim yang didukungnya kalah dari Persebaya dalam pertandingan sepak bola BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/tom.

Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo mengungkap total korban yang timbul akibat tragedi Kanjuruhan sampai Senin (3/10/2022) hari ini mencapai 455 orang.

Data korban meninggal masih sama seperti yang disampaikan Kapolri pada Minggu (2/10/2022) malam kemarin, yaitu 125 orang. Sementara ratusan lainnya mengalami luka-luka.

"Dokpol update data korban jumlah korban ada 455 orang. Meninggal dunia 125 orang, luka berat 21 orang dan luka ringan sebanyak 304 orang," jelas Dedi saat dikonfirmasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI