Suara.com - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil asisten Hakim Agung, Prasetyo Nugroho dalam kasus suap pengurusan perkara di Mahkamah Agung yang telah menjerat Hakim Agung nonaktif Sudrajad Dimyati sebagai tersangka.
Prasetyo akan diperiksa sebagai saksi untuk melengkapi berkas penyidikan tersangka Sudrajad di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan.
"Kami periksa Praseyo Nugroho dalam kapasitas saksi untuk tersangka SD (Sudrajad Dimyati)," kata Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri dikonfirmasi, Senin (3/10/2022).
Ali pun belum dapat menyampaikan apa yang akan ditelisik terhadap pemeriksaan saksi Prasetyo oleh penyidik. Hingga berita ini diturunkan belum diketahui apakah Prasetyo hadiri pemeriksaan.
Baca Juga: MRP: Mari Kita Beri Dukungan kepada Lukas Enembe untuk Jalani Proses Hukum
Sebelumnya KPK telah menggeledah sejumlah lokasi termasuk Gedung MA. Ditemukan sejumlah bukti berupa dokumen penanganan perkara hingga alat elekronik yang kini telah disita.
Sudrajad sendiri kini sudah di Rumah Tahanan (Rutan) KPK pada Kavling C1, Jakarta Selatan. Terhitung mulai tanggal 23 September 2022 sampai dengan 12 Oktober 2022.
Sehingga total tersangka yang ditahan sampai saat ini sudah sebanyak delapan orang. Mereka yakni, Sudrajad Dimyati, Hakim Agung pada Mahkamah Agung; Elly Tri Pangestu, Hakim Yustisial/Panitera Pengganti Mahkamah Agung; Desy Yustria, PNS pada Kepaniteraan Mahkamah Agung; Muhajir Habibie, PNS pada Kepaniteraan Mahkamah Agung; Nurmanto Akmal, PNS di Mahkamah Agung.
Kemudian, Albasri PNS di Mahkamah Agung; Yosep Parera, pengacara; dan Eko Suparno, pengacara.
Sementara itu, kata Alex, meminta kepada dua tersangka lain yang belum ditahan yakni Heryanto Tanaka, swasta atau debitur Koperasi Simpan Pinjam ID (Intidana) dan Ivan Dwi Kusuma Sujanto, swasta/debitur Koperasi Simpan Pinjam ID (Intidana) untuk hadir penuhi panggilan KPK.
Baca Juga: Tegas! MRP Papua Minta Gubernur Lukas Enembe Patuhi Proses Hukum di KPK
Sebagai pemberi suap, Heryanto, Yosep, Eko, dan Ivan Dwi disangkakan melanggar Pasal 5 ayat 1 huruf a atau b atau Pasal 13 atau Pasal 6 huruf a Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor) Jo Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP.
Sedangkan Sudrajad, Desy, Elly, Muhajir, Nurmanto Akmal dan Albasri sebagai penerima suap disangkakan melanggar Pasal 12 huruf c atau Pasal 12 huruf a atau b Jo Pasal 11 UU Tipikor Jo Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP.