Suara.com - Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi terus berupaya untuk meningkatkan belanja produk Indonesia melalui berbagai cara. Setelah meresmikan pusat pelayanan 'Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri' atau P3DN, kini dirinya mencoba mendongkrak pembelian batik yang merupakan warisan budaya Indonesia. Hal itu ditegaskannya dalam pembukaan kegiatan Batik Specta Nusantara yang berlangsung mulai tanggal 1 hingga 7 Oktober 2022 di Kawasan Kota Lama Semarang.
Hendi, biasa akrab disapa Wali Kota Semarang itu mengungkapkan, alasan mengangkat batik dalam semangat meningkatkan belanja produk Indonesia adalah karena batik merupakan yang bisa dipastikan asli buatan Indonesia. Sehingga menurutnya mengangkat batik tak hanya sekedar menjaga kelestarian budaya, tapi juga mengangkat perekonomian Indonesia.
"Tidak ada batik buatan luar negeri, batik itu pasti buatan Indonesia. Maka dengan kita membeli dan menggunakan batik setiap hari, berarti kita juga berkontribusi dalam peningkatan belanja produk dalam negeri," tegasnya.
Sementara itu Hendi sendiri juga mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan secara nasional pada semangat Kota Semarang untuk terus mengangkat produk buatan Indonesia. Dukungan itulah yang kemudian berbuah ditunjuknya Kota Semarang sebagai tuan rumah peringatan Hari Batik Nasional, sehingga terselenggara kegiatan 'Batik Specta Nusantara' di ibu kota provinsi Jawa Tengah. Adapun hadir secara langsung tokoh-tokoh nasional dalam kegiatan tersebut, diantaranya Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri secara daring, Menteri PPPA Bintang Puspayoga, hingga perwakilan anggota DPR RI Mochamad Herviano.
Baca Juga: Identitas Jasad Terbakar di Semarang, Polisi Masih Menunggu Hasil Tes DNA
Adapun Presiden Kelima RI, Megawati Soekarnoputri dalam sambutannya secara daring mengucapkan selamat Hari Batik Nasional kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan Batik Specta Nusantara tersebut.
"Saya mengucapkan selamat Hari Batik Nasional 2 Oktober 2022. Hari yang kita peringati sejak UNESCO pada 2 Oktober 2009 menetapkan batik sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia. Semoga peringatan Hari Batik Nasional ini menambah semangat kecintaan kita pada budaya Indonesia," tuturnya.
Sementara itu, Menteri PPPA, Bintang Puspayoga meyakini bahwa mengangkat batik juga bisa menjadi salah satu cara untuk mendorong pemberdayaan perempuan, mengingat banyak perempuan yang terlibat dalam industri batik Indonesia.
"Peningkatan pemberdayaan perempuan di bidang kewirausahaan menjadi hulu untuk menyelesaikan masalah - masalah lainnya, baik itu masalah pengasuhan, kekerasan, pekerja anak, bahkan pencegahan perkawinan anak," tekan Bintang.
Di sisi lain, Hendi juga menyebut bahwa digelarnya kegiatan Batik Specta Nusantara di Kota Semarang juga menjadi tren positif dalam pengembangan batik di kota lumpia. Pasalnya, Kota Semarang sendiri pernah memiliki masa gelap dalam industri batik, ketika Kampung Batik Semarang terbakar habis dalam rangkaian peristiwa pertempuran lima hari di Semarang. Dan barulah sejak tahun 2017 melalui program Kampung Tematik, Kampung Batik mampu terangkat kembali.
“Jarak 700 meter dari lokasi festival Batik Specta ini, ada yang namanya Kampung Batik. Sebuah sejarah panjang batik di Kota Semarang di mulai tahun 1890. Hingga Kampung Batik mencapai titik puncaknya pada perang dunia I. Waktu itu impor sandang dibatasi, sehingga banyak warga kolonial yang memakai batik pada waktu itu,” terang Hendi.
“Tapi pada tahun 1945, saat pertempuran 5 hari di Semarang, Kampung Batik terbakar habis dan hilang begitu saja. Alhamdulillah pada tahun 2017 kami kembali angkat Kampung Batik sebagai salah satu kampung tematik di Kota Semarang yang sekarang berkembang pesat. Pemerintah Kota Semarang sendiri mengharuskan ASN-nya memakai batik pada hari Selasa, Kamis, dan Jum'at,” terangnya.