'Anak Saya Enggak Ada' Cerita Pilu Ayah Korban Tragedi Kanjuruhan Sesalkan Adanya Gas Air Mata

Minggu, 02 Oktober 2022 | 13:48 WIB
'Anak Saya Enggak Ada' Cerita Pilu Ayah Korban Tragedi Kanjuruhan Sesalkan Adanya Gas Air Mata
Gas air mata ditembakkan ke arah suporter di Stadion Kanjuruhan Malang. Usai laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya, Sabtu 1 Oktober 2022 [SuaraSulsel.id/Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) memilukan dunia sepakbola Indonesia.

Ratusan korban dilaporkan meregang nyawa dalam kerusuhan usai pertandingan sepak bola antara Arema dan Persebaya.

Duka atas tragedi Kanjuruhan juga dirasakan oleh Roziqin. Anaknya yang baru berusia 21-an tahun itu ditemukan sudah tak bernyawa usai menonton laga tersebut.

Roziqin dikabari tetangganya di tengah malam bahwa putranya sudah berada di rumah sakit Hasta Husada, Malang. Saat ditanya kondisi anaknya ketika ditemui, Roziqin menyebutkan bahwa dia melihat putranya sudah meregang nyawa.

Baca Juga: Tragedi Di Stadion Kanjuruhan, Jokowi Perintahkan Menpora Turun Langsung Ke Malang

"Jam setengah dua saya berangkat ke Rumah Sakit Hasta, ya sudah enggak ada lah [nyawa anak] sudah enggak ada, langsung dibuka kainnya, saya udah enggak tahu lagi" ujar Roziqin dalam wawancara TV One.

Roziqin ayah korban tragedi Arema-Persebaya (YouTube/TVONE)
Roziqin ayah korban tragedi Arema-Persebaya (YouTube/TVONE)

Menurut Roziqin, teman dari putranya juga menjadi korban yang dirawat di rumah sakit tersebut dan belum sadarkan diri.

Atas kejadian yang menimpa putranya dan ratusan korban lain, Roziqin menyayangkan adanya gas air mata di tengah-tengah stadion.

"Gunanya gas air mata apa, enggak ada tawuran enggak apa kok disemprotkan, kecuali ada tawuran kan bisa membubarkan massa, itu enggak ada, ini kesengajaan atau rencana sebelumnya apa," ujar Roziqin.

"Kalau penyebab [anak meninggal] dari pihak rumah sakit kena gas air mata kan menimbulkan sesak, pedih mata jalannya enggak stabil," imbuhnya.

Baca Juga: Sodik Mudjahid : Tragedi Kanjuruhan Lampu Merah Manajemen Penonton Bola

Efek Gas Air Mata

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K) mengatakan, gas air mata bukanlah suatu hal yang dianggap biasa. Hal ini karena penggunaan zat tersebut dapat berdampak bagi kesehatan, bahkan menyebabkan kematian.

Gas air mata ditembakkan ke arah suporter di Stadion Kanjuruhan Malang. Usai laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya, Sabtu 1 Oktober 2022 [SuaraSulsel.id/Istimewa]
Gas air mata ditembakkan ke arah suporter di Stadion Kanjuruhan Malang. Usai laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya, Sabtu 1 Oktober 2022 [SuaraSulsel.id/Istimewa]

Dokter Agus menjelaskan, jika seseorang menghirup gas air mata dalam konsentrasi yang tinggi, itu akan menyebabkan kegagalan pernapasan. Apalagi, dosis gas air mata cukup tinggi dengan ruangan yang padat.

“Risiko kematian akibat gas air mata bisa terjadi bila menghirup dalam konsentrasi tinggi. Hal ini karena terjadinya risiko kegagalan pernapasan. Biasanya (kematian) bila menghirup gas air mata dosis tinggi dan ruangan yang padat,” jelas Dokter Agus saat dihubungi Suara.com, Minggu (2/10/2022).

Selain itu, konsentrasi gas yang terhirup akan sangat memengaruhi kondisi orang tersebut. Dokter Agus menjelaskan, umumnya seseorang tidak boleh terpapar gas air mata 20 menit. Oleh sebab itu, ketika ada gas air mata sangat penting untuk segera menghindarinya.

“Durasi tergantung konsentrasi yang terhirup. Secara umum, disarankan tidak boleh lebih dari 20 menit terpajan gas tersebut. Makannya salah satu pencegahan dampaknya segera menghindari secepat mungkin,” sambung Dokter Agus.me

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI