Menpora Dituding Lebih Khawatirkan Sanksi FIFA dan Piala Dunia, Publik Kecewa: Mati Nuraninya!

Minggu, 02 Oktober 2022 | 10:45 WIB
Menpora Dituding Lebih Khawatirkan Sanksi FIFA dan Piala Dunia, Publik Kecewa: Mati Nuraninya!
Menpora Zainudin Amali . (ANTARA/HO-Kemenpora)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (1/10/2022) menjadi duka mendalam bagi sejarah sepakbola Indenesia.

Pasalnya dalam kerusuhan usai pertandingan Arema-Persebaya itu, dilaporkan 127 orang meninggal dunia. Sementara 180 lainnya masih dalam penanganan di rumah sakit.

Di tengah tragedi memilukan itu, komentar dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora RI) Zainudin Amali malah mengundang reaksi publik.

Pasalnya pernyataan yang dikutip dari akun Twitter @RadioElshinta itu menyebutkan bahwa Menteri Amali malah mengkhawatirkan sanksi dan imbasnya pagelaran FIFA usai kejadian di Stadion Kanjuruhan.

Baca Juga: Indonesia Terancam Sanksi Berat FIFA, Imbas Tragedi Stadion Kanjuruhan

"Saya diperintahkan Presiden untuk menemui keluarga korban untuk bertaqziah dan menyampaikan rasa keprihatinan dan duka cita mendalam atas musibah ini," ujar Menteri Amali.

"Semoga kita tidak disanksi FIFA atas peristiwa ini mengingat tahun depan kita akan menyelenggarakan FIFA World Cup U-20 2023," imbuhnya.

Pernyataan Menpora tersebut mengundang berbagai respons termasuk salah satunya dari komika kondang Ernest Prakasa.

"Pak @jokowi, menteri Anda ini lho," tulis Ernest dalam cuitan kutipannya.

Selain Ernest ribuan warganet di kolom komentar mengaku kecewa atas pernyataan Menpora yang disebut lebih mementingkan sanksi dan keterlibatan di FIFA World Cup U-20.

Baca Juga: Usai Tragedi Kajuruhan, Netizen Serukan: Tidak Ada Sepakbola yang Seharga Dengan Nyawa

"Sudah mati nuraninya Pak Menteri," komentar warganet.

"Kayak enggak ada empatinya Pak," imbuh warganet lain.

"Pak Jokowi, mohon ini bawahan Anda dikendalikan enggak usah ngomong soal event mendatang dulu, fokus saja lah pada tragedi yang sedang terjadi," tambah lainnya.

"Kalau ini emang udah cocok sih jadi menterinya Jokowi, niremapti dan enggak kompeten," tulis warganet di kolom komentar.

"Nyawa enggak penting ya pak yang penting sanksi FIFA," timpal lainnya.

Tragedi Kanjuruhan Ratusan Korban Tewas

Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang usai pertandingan Arema FC menjamu Persebaya Surabaya hingga menewaskan ratusan orang menjadi sorotan.

Sejatinya, sejak awal pertandingan Arema FC vs Persebaya berjalan kondusif, tak ada tanda-tanda bakal terjadi kerusuhan. Di mana suporter Persebaya juga sudah jauh hari dilarang ikut nonton langsung ke Kanjuruhan.

Sehingga, hampir sebagian besar pendukung adalah suporter Arema yang biasa disebut Aremania.

Namun, saat laga berakhir dengan skor 2-3 untuk kemenangan Persebaya, ribuan suporter yang kecewa merangsek masuk ke dalam lapangan. Hingga terjadilah tragedi paling memilukan di dunia sepakbola Indonesia, bahkan bisa jadi paling kelam dalam sejarah sepakbola di dunia.

Suporter Arema FC memasuki lapangan setelah tim yang didukungnya kalah dari Persebaya Surabaya dalam pertandingan sepak bola BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). [ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto]
Suporter Arema FC memasuki lapangan setelah tim yang didukungnya kalah dari Persebaya Surabaya dalam pertandingan sepak bola BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). [ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto]

Dalam hal ini, Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Minggu (2/10/2022) dini hari. Dari 127 orang meninggal dunia, dua di antaranya adalah anggota polisi.

Kapolda Nico menjelaskan, dari ratusan korban tewas itu, 34 di antaranya meninggal di Stadion Kanjuruhan. Sementara lainnya meninggal dunia saat berada di sejumlah rumah sakit di Malang.

Namun demikian, angka 127 orang bisa jadi bertambah, sebab masih ada 180 orang lebih yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit. Namun semoga saja, tak ada lagi korban jiwa bertambah.

Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI