Suara.com - Terjadi adu dorong antara aparat kepolisian dengan massa unjuk rasa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatakan terjadi di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jumat (30/9/2022).
Hal itu terjadi ketika demonstran membuat lingkaran hingga menutup salah satu ruas jalan di bundaran yang berada di kawasan Patung Kuda.
Melihat aksi itu, aparat kepolisian langsung menghalaunya. Karenanya adu dorong pun tak terhindarkan. Bahkan terjadi adu mulut dengan aparat kepolisian.
Adapun aparat kepolisian yang terlibat adu mulut dengan mahasiswa di antaranya Kepala Bagian Operasional Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Saufi Salamun.
Kemudian ada Kasat Samapta Polres Metro Jakarta Pusat, Kompol Rustian Effendi, yang juga terlibat adu mulut dengan mahasiswa.
Tak hanya itu terlihat salah satu pria berkaos putih yang diduga anggota kepolisian menunjuk-nunjuk mahasiswa.
Kekinian situasi sudah perlahan mulai kondisif, namun massa mahasiswa terkepung oleh aparat kepolisian.
Dalam demo kali ini, massa mahasiswa tidak berkumpul di ruas jalan Merdeka Barat yang mengarah ke Istana Negara, mereka memilih berdemo di dekat kantor Bank Indonesia (BI).
Salah satu orator dari mobil komando mengatakan, mereka tidak akan berunjuk rasa di ruas Jalan Merdeka Barat yang mengaran ke Istana Negara, karena mereka tak ingin berhadapan dengan kawat berduri yang setiap aksi unjuk rasa dipasang oleh aparat kepolisian.
"Kawat berduri yang dibentangkan oleh pihak kepolisian adalah simbol dari duri yang ada di kepolisian sendiri. Kawat berduri yang dibentangkan oleh kepolisian ternyata adalah simbol dari duri-duri rejim hari-hari ini kawan-kawan," teriak orator.
Selain menyampaikan orasi secara lantang, mereka juga menyampaikan tuntutannya lewat poster yang mereka bawa, di antaranya bertuliskan 'Kasus Munir Tidak Akan Kami Lupakan,' Tolak RKUHP Amanat Rakyat Dihiraukan,' dan 'Pasti Naik, Kita Turun.'
Dalam aksi ini massa menuntut pemerintah untuk menuntaskan masalah pelanggaran HAM di masa lalu hingga sejumlah Rancangan Undang-Undang yang dinilai bersamalah.
"Tuntutan ada banyak isu ada tujuh isu seperti pelanggaran HAM masa lalu, RUU KUHP dan juga RUU Masyarakat Adat dan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga yang stagnan di parlemen, terkait KKN, terkait reforma agraria, terkait BBM juga kita bicara di sana," kata Koordinator Bidang Sosial Politik BEM UI, Melki dalam keterangannya, Jumat.
Dijaga 2.000 Personel TNI-Polri
Sebanyak 2 ribu personel gabungan dari TNI-Polri dikerahkan untuk mengawal aksi demonstrasi yang digelar kelompok mahasiswa, hari ini. Pengerahan ribuan aparat itu guna menanggulangi terjadinya kericuhan selama aksi berlangsung di sekitar ring satu Istana Jakarta.
"Untuk gabungan TNI-Polri sebanyak 2.000-an personel kita siapkan," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin.
Komarduddin menyebut demonstrasi itu bakal digelar pukul 14.00 WIB. Dia mengatakan ada 11 titik yang menjadi titik konsentrasi massa di Jakarta Pusat hari ini.
"Dari 11 titik ini yang (demo) BBM di Patung Kuda saja," katanya.