3 Metode Menanam Padi yang Benar, Mana yang Tidak Mudah Kena Hama?

Rifan Aditya
3 Metode Menanam Padi yang Benar, Mana yang Tidak Mudah Kena Hama?
Ilustrasi metode menanam padi - Petani menanam padi di samping aliran Sungai Serayu, Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas. [Suara.com/Anang Firmansyah]

untuk memperoleh padi yang subur dan hasil panen yang melimpah dibutuhkan pengetahun mengenai metode menanam padi yang benar.

Suara.com - Cara tanam padi agar tumbuh subur tidak boleh sembarang. Terlebih lagi padi merupakan bahan makanan utama bagi orang Indonesia. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil panen padi yang melimpah dibutuhkan pengetahun mengenai metode menanam padi yang benar.

Meski Indonesia dijuluki negara agraris, namun produksi padi nasional rupanya belum cukup unruk memenuhi kebutuhan masyarakat. Maka dari itu, penting untuk mengetahu metode yang benar untuk menanam padi.

Dengan metode yang benar saat menanam padi dapat membantu menghindari berbagai kendala. Misalnya, serangan hama, kekurangan air, kurang pupuk atau salah pupuk, dan lain sebagainya.

Lantas, bagaimana metode menanam padi yang benar agar tumbuh subur dan hasil panen melimpah? Melansir dari situs kliktani, adapun metode yang benar saat menanam padi yakni sebagai berikut.

Baca Juga: Cara Pelaku Usaha Kecil Tampilkan Produknya di Halaman Depan PaDi UMKM Tanpa Bayar

1.  Metode Tanam Sri

Metode tanam Sri ini memiliki keunggulan metode tanam SRI ini yaitu untuk mempercepat 15 hingga 20 hari usia panen. Selain itu, metode ini juga meningkatkan 50% hasil panen 50%, anakan  lebih banyak, dan hanya butuh 5 kg benih untuk per 1 H (satu hektar) sawah.

Namun, metode ini juga memiliki keurangan yakni rawan terkena hama keong mas dan jamur saat pemindahan karena padi masih berusia sangat muda.

2.  Metode Tanam Tabela

Tabela (Tanam Benih Langsung) merupakan metode tanam dengan langsung menebar benih padi ke areal persawahan. Keunggukan metode tanam ini yaitu mempercepat 20-30 hari masa panen, mempercepat waktu penanaman, membuat hasil panen 50% lebih banyak, serta mengurangi biaya penanaman. 

Baca Juga: Presiden Prabowo Apresiasi Kinerja Bulog Saat Panen Raya, Gubernur Dedi Mulyadi: Ini Sejarah

Namun metode ini memiliki kekurangan yaitu pertumbuhan padi dan gulma yang bersamaan. Selain itu, metode ini juga rawan hama keong mas, dan padi yang rentan tumbuh tak teratur.