Di Mana Lokasi Tragedi G30SPKI? Saksi Bisu Sejarah Kelam Setelah Kemerdekaan RI

Jum'at, 30 September 2022 | 11:30 WIB
Di Mana Lokasi Tragedi G30SPKI? Saksi Bisu Sejarah Kelam Setelah Kemerdekaan RI
Potret Monumen Pancasila Sakti - Dimana G30S/PKI Terjadi. (Dok. Kemdikbud)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tragedi 30 September 1965 atau G30SPKI menjadi salah satu sejarah paling kelam setelah kemerdekaan RI. Sebab, para perwira TNI AD yang rata-rata berpangkat jenderal dibantai hingga tewas. Beberapa dari mereka bahkan diculik dan disiksa.

Para korban ini kemudian dibuang di lubang sempit yang di atasnya terdapat tumpukan sampah. Adapun pelakunya adalah Pasukan Cakrabirawa yang menjadi kaki tangan PKI (Partai Komunis Indonesia).

Lalu, di mana saja lokasi kejadian peristiwa G30S/PKI yang hingga kini masih ada dan bisa dikunjungi oleh publik? Berikut informasi selengkapnya.

1. Museum Sasmitaloka Ahmad Yani 

Baca Juga: Berpangkat Jenderal TNI, Kenapa Soeharto Tak Ikut Diculik Dalam Peristiwa G30S PKI?

Museum ini merupakan tempat yang menjadi lokasi penembakan Jenderal Ahmad Yani oleh Pasukan Cakrabirawa. Alamatnya sendiri berada di Jalan Lembang D58, Menteng, Jakarta Pusat.

Ia diketahui ditembak menggunakan senapan Thomson sebanyak tujuh kali hingga tersungkur. Lantai di mana Jenderal Ahmad Yani jatuh diberi plakat sebagai penanda dan pengingat peristiwa G30S/PKI.

2. Museum AH Nasution

Tempat ini menjadi lokasi tertangkapnya Lettu CZI Pierre Tendean yang setelahnya dibawa ke Lubang Buaya. Ia adalah ajudan Jenderal AH Nasution, korban salah sasaran Pasukan Cakrabirawa.

Museum yang berada di Jalan Teuku Umar Nomor 40, Menteng, Jakarta Pusat ini sekaligus menjadi saksi bisu tertembaknya putri bungsu Jenderal AH Nasution, Ade Irma Suryani yang saat itu masih berusia lima tahun.

Baca Juga: Makna Bendera Setengah Tiang 30 September dan Berkibar Satu Tiang Penuh Besok!

3. Monumen Ade Irma Suryani

Sejumlah kenangan akan Ade Irma Suryani tersimpan di Monumen Ade Irma Suryani yang berada di depan Kantor Pemerintah Kota Administrasi, Jakarta Selatan. Ia menjadi korban termuda dalam aksi G30S/PKI.

Di tempat tersebut, terdapat makam putri bungsu dari Jenderal AH Nasution yang dihiasi batu marmer hitam. Ia diketahui tewas enam hari pasca ditembak Pasukan Cakrabirawa. Kala itu, usianya masih lima tahun.

4. Monumen Pancasila Sakti

Monumen Pancasila Sakti berlokasi di kawasan Museum Lubang Buaya, Jakarta Timur. Di sana, berjajar patung tujuh Pahlawan Revolusi  setengah lingkaran dengan latarbelakang dinding dan patung Garuda yang bersayap mengembang.

Ketujuh patung itu merupakan mereka yang menjadi korban keganasan G30S/PKI. Mulai dari Mayjen TNI Anumerta Soetojo Siswomihardjo, Mayjen TNI Anumerta D.I Panjaitan, Letjen TNI Anumerta R. Soeprapto, Jendral TNI Anumerta Ahmad Yani, Letjen TNI Anumerta M.T. Harjono, Letjen TNI Anumerta S. Parman, hingga Kapten Anumerta Pierre Tendean.

Sebelumnya, kawasan ini merupakan tanah kosong yang dijadikan tempat pembuangan para korban. Jasad tujuh perwira TNI itu kemudian ditemukan di sumur Lubang Buaya dengan kedalaman sekitar 15 meter.

Adapun jasad yang pertama kali berhasil diangkat adalah Kapten Pierre Tendean karena ia berada di atas. Sementara yang paling bawah dan terakhir ditarik keluar, yakni Mayjen D.I Panjaitan.

5. Lubang Buaya Cemetuk

Tak hanya di Jakarta, Lubang Buaya juga terdapat di Desa Cemetuk, Cluring, Banyuwangi, Jawa Tengah. Di sana ada tiga lubang dengan bentuk persegi yang dulu kerap dijadikan tempat pembuangan para korban setelah dibantai.

Lubang yang berukuran paling besar diketahui berisi 62 jasad. Kala itu, tepatnya pada 18 September 1965, PKI turut membantai orang-orang yang tergabung dalam Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Muncar. 

Sementara itu, ada dua lubang terkecil masing-masing berisi 10 jasad. Lubang Buaya Cemetuk Banyuwangi juga dikenal oleh masyarakat dengan sebutan Monumen Garuda Jaya.

Kontributor : Xandra Junia Indriasti

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI