"...karena kami anggap Jenderal Soeharto loyalis Bung Karno, maka tidak kami jadikan sasaran," kata Latief dalam buku tersebut.
Sementara itu menurut penulis buku Gestapu 65: PKI, Aidit, Sukarno dan Soeharto, yakni Professor Salim Said, Soeharto luput dari penculikan malam itu karena dianggap bukan bagian dari jenderal TNI faksi Ahmad Yani.
Pernyataan Salim Said itu termuat dalam sebuah video yang dunggah oleh akun TikTok @tentang_dunia07 beberapa waktu lalu.
Menurut Salim Said, hal itu disebab renggangnya hubungan antara Soeharto dan Ahmad Yani, karena Soeharto merasa tidak senang ketika Presiden Sukarno lebih memilih Ahmad Yani sebagai KASAD dan Menteri Panglima Angkatan Darat KASAD.
Soeharto merasa dirinyalah yang lebih pantas mendapatkan jabatan tersebut, terlebih Ahmad Yani merupakan bahwannya ketika Soeharti menjabat sebagai Pangdam Diponegoro.
Dan ketika rencana penculikan jenderal itu direncanakan olek PKI, mereka menilai Soeharto bukanlah jenderal yang berada di lingkaran Ahmad Yani, yang dianggap sebagai dewan Jenderal.
"Artinya Soeharto bukan bagian dari klik Yani yang oleh PKI dianggap sebagai dewan jenderal,” ujar Salim Said.
Kontributor : Damayanti Kahyangan
Baca Juga: Makna Bendera Setengah Tiang 30 September dan Berkibar Satu Tiang Penuh Besok!