Suara.com - Di bawah teriknya matahari siang, tampak anak-anak berbusana adat berlarian ke sana ke mari memenuhi ruang bebas sekolahan. Potret ini terekam di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN 1 Kota Malang) setiap hari Kamis.
Tepatnya, lewat program Citra, disebut juga Cinta Nusantara, anak-anak ini berdandan mengenakan pakaian adat dari seluruh wilayah Indonesia.
Mereka memberikan tontonan pertunjukan di sebuah panggung kecil di pojok sekolah bernama Pungkas - Panggung Kreasi Anak Salih. Secara bergantian, siswa siswi yang memiliki bakat naik ke atas panggung untuk menunjukan kebolehannya.
Salah satu siswi dari kelas 6 naik ke atas panggung menunjukan bakatnya untuk bermain drum. Kemudian, diikuti oleh seorang siswi yang beraksi dengan berdakwah.
Cuplikan bakat-bakat tersebut hanyalah secuil dari banyaknya talenta yang dimiliiki oleh siswa-siswi dari MIN 1 Kota Malang. Madrasah ini memiliki jargon 'Tiada Hari Tanpa Prestasi' yang artinya siswa-siswi di sini selalu dapat bersaing baik dibidang akademik maupun non akademik.

Prestasi-prestasi yang ditunjukan oleh siswa-siswi tersebut tentu tidak jauh dari peran para guru yang merupakan orang tua kedua. Menurut penuturan Kepala Sekolah MIN 1 Malang, Drs. Suyanto, M.Pd, pengajar di madrasah dibekali dengan sistem pengajaran keteladanan.
"Guru karyawan harus memberikan contoh yang baik untuk anak-anak. Kita jangan banyak bicara karena anak visualnya lebih tajam dibanding daya ingatnya," ucap Suyanto kepada Suara.com, Kamis, 29 September 2022.
Menurutnya, dalam mengajar anak-anak seumuran sekolah dasar, guru harus menjadi teladan yang baik bagi murid-muridnya. Para pengajar diwajibkan memberi contoh terlebih dahulu sebelum memberikan perintah. Salah satunya adalah memberikan contoh aktivitas sholat dhuha, mendaur ulang sampah, dan lain sebagainya.
Karena banyaknya prestasi, MIN 1 Kota Malang menjadi sekolah tingkat dasar unggulan di Kota Malang. Madrasah ini sangat diandalkan oleh para orang tua untuk mempercayakan pendidikan anak-anaknya. Setidaknya, ada 900 calon siswa yang mendaftar setiap tahunnya. Sayangnya, kuota madrasah ini hanya 250 siswa.
Baca Juga: Heboh Daftar '10 Prestasi Puan Maharani', Isinya Banjir Sindiran Warganet
Sebelum masuk menjadi siswa di MIN 1 Kota Malang, anak-anak harus melalui beberapa tahapan penilaian seperti kemampuan berkomunikasi dan kemampuan berbahasa yang lancar. Tak hanya itu, usia dan jarak rumah juga termasuk dalam proses penilaian.