Risiko Pekerjaan Anggota PPSU: Telepon Genggam Kena Penjambretan Pagi Hari

Jum'at, 30 September 2022 | 06:31 WIB
Risiko Pekerjaan Anggota PPSU: Telepon Genggam Kena Penjambretan Pagi Hari
Jambret beraksi merampas HP milik petugas PPSU di Kemayoran. (bidik layar video Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sorot kamera pengawas CCTV mengarah ke sudut sebuah ruko tak jauh dari minimarket. Jalan Sukamulya III menuju lampu merah jembatan Galur, Kelurahan Harapan Mulya, Kemayoran Jakarta Pusat, Selasa (27/9/2022) pada pukul 05.07 WIB masih cukup sepi.

Hanya beberapa kendaraan roda dua melintas. Sesekali, ada beberapa mobil dan truk yang juga melintas di sana.

Di pinggir jalan, seorang anggota Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) terlihat sedang menyapu sampah. Tangan kanan memegang sapu, tangan kirinya memegang karung sebagai tempat sampah.

Anggota PPSU Zakaria yang jadi korban penjambretan ponsel saat bertugas di di Jalan Sukamulya III Kelurahan Harapan Mulya, Kemayoran Jakarta Pusat. [Suara.com/Yosea Arga]
Anggota PPSU Zakaria yang jadi korban penjambretan ponsel saat bertugas di  Jalan Sukamulya III Kelurahan Harapan Mulya, Kemayoran Jakarta Pusat. [Suara.com/Yosea Arga]

Tidak lama berselang, dia seka saku celana berwarna oranye. Setelah meraih ponsel genggam, lelaki itu memotret tumpukan sampah yang telah terkumpul rapi. Dia hendak mengirim laporan soal kondisi jalan dan sampah yang ada kepada atasannya.

Baca Juga: Aksi Curanmor di Pagi Hari dan Terekam CCTV, Satu Berhasil dan Satu Gagal

Dari arah belakang, sepeda motor matik berwarna hitam melaju pelan. Ada dua orang--diperkiralan masih remaja --di atas sepeda motor tanpa mengenakan helm. Saat anggota PPSU itu mengambil gambar, remaja yang berada di jok belakang dengan cekatan menyambar ponsel genggam itu.

Sekelebat peristiwa berlalu sangat cepat. Dengan langkah gontai, sang anggota PPSU berlari seraya berteriak:

"Woi, jambret. Jambret!"

Begitu cepat. Sepeda motor itu langsung berlalu. Usaha mengejar ponsel genggam yang dirampas itu tidak membuahkan hasil.

Lelaki itu, Zakaria, 37 tahun, tetap melakukan kewajibannya meski ponsel genggamnya raib digondol maling. Dengan perasaan sedih bercampur kalut, dia membatin dalam hati seraya membersihkan sisa sampah yang masih berserakan.

Baca Juga: Kamera ETLE Hadir di 34 Provinsi, Ini 6 Kebiasaan Buruk Saat Berkendara yang Perlu Dihindari

"Ya Allah, kenapa kayak gini."

"Salah gue apa ya?" sambung Zakaria, dalam hati.

Para petugas membersihkan sampah dan lumpur yang berada di ruas jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, pasca terendam, Minggu (21/2/2021). [Suara.com/Yaumal Asri Adi Hutasuhut]
Para petugas membersihkan sampah dan lumpur yang berada di ruas jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, pasca terendam, Minggu (21/2/2021). Sebagai ilustrasi tugas anggota PPSU [Suara.com/Yaumal Asri Adi Hutasuhut]

Pada Rabu, 28 September 2022 pagi, Instagram @updateinfojakarta menggunggah rekaman video terkait peristiwa tersebut. Dalam keterangan pada unggahan itu tertulis sebuah kalimat:

"5 DETIK, HP ANGGOTA PPSU DIRAMPAS PELAKU JAMBRET."

Sontak, unggahan itu menuai beberapa komentar dari warganet.

"Di lokasi tersebut memang sudah sering terjadi penjambretan. Saya waktu itu pernah mengalami hal tersebut," tulis akun @pyaxxxxxx.

"Polisi pd ke mana ya akhir2 ini, byk skali kejahatan," tulis akun @destxxxxx.

Kebetulan Zakaria sedang lepas tugas. Bapak dua anak itu selalu mendapat libur setiap Rabu. Dengan menggunakan ponsel genggam milik istrinya, dia mendapati sejumlah pemberitaan terkait insiden penjambretan yang menyasar dirinya.

"Tadinya saya sudah pasrah lah, eh tiba-tiba viral lah di berita dan medsos. Kebetulan Rabu saya lagi libur," kata Zakaria kepada Suara.com saat dijumpai di kediamannya, Kamis (29/9/2022) sore.

Zakaria semula ragu untuk membuat laporan ke pihak Kepolisian. Dia ragu, apakah Polisi bakal mengusut kasus pencurian yang ia alami. Karena peristiwa sudah viral dan banyak pemberitaan dilakukan sejumlah media massa, Zakaria akhirnya melapor ke Polsek Kemayoran siang tadi sepulang bekerja.

"Saya siang tadi laporan ke Polsek," beber dia.

Petugas Pemelihara Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) DKI atau yang sering disebut pasukan oranye, membersihkan sungai di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat, Selasa (24/1).
Petugas Pemelihara Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) DKI atau yang sering disebut pasukan oranye, membersihkan sungai di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat, Selasa (24/1). Sebagai ilustrasi penugasan PPSU [Suara.com].

Risiko Kerja PPSU

Zakaria mengatakan, banyak risiko yang harus dihadapi oleh anggota PPSU. Tepat satu tahun lalu di lokasi yang sama, rekan satu profesi Zakaria juga pernah mengalami insiden serupa.

Rekan kerja Zakaria, anggota PPSU perempuan, saat itu sedang menyapu jalan. Sedangkan, suami anggota PPSU itu mengambil gambar menggunakan ponsel genggam untuk laporan istrinya.

"Pernah, teman saya persis di depan Indomaret. Kejadian sama, HP juga dijambret. Dia sama suaminya saat itu, dia nyapu, suaminya yang ambil foto buat laporan," beber Zakaria.

Setelah kejadian penjambretan berlangsung, Zakaria juga bercerita kepada anaknya. Maklum, anak nomor duanya kerap memimjam ponsel genggam Zakaria untuk bermain gim.

Zakaria mengatakan, sang bocah menangis ketika diceritakan kalau ponsel genggamnya sudah raib. Menurut Zakaria, sang anak harus mengetahui kalau profesi PPSU yang ia lakoni begitu berisiko.

"Saya kabari istri, orang tua, apalagi anak saya nangis. Dia kan biasa pake HP saya buat main gim. Nah ini biar mereka tahu juga kalau kondisi kerjaaan PPSU kaya gini. Risikonya banyaklah pokoknya," ucap dia.

Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Kemayoran AKP Fauzan mengatakan, Zakaria telah membuat laporan. Polisi juga telah mendatangi lokasi kejadian guna melakulan pendalaman.

"Korban sudah melapor kemarin, sudah dilakukan pemeriksaan TKP," kata Fauzan kepada wartawan.

Selain itu, polisi juga telah memeriksa rekaman CCTV yang ada di lokasi dan memeriksa korban dan saksi yang ada di lapangan.

"Juga dengan dokumen CCTV sudah diterima kami lakukan pemeriksaan baik korban maupun saksi di lapangan. Tadi juga barusan korban dipanggil lagi untuk dimintai keterangan tambahan sudah ada LP-nya."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI